Berita Wisata

Tanggapan Wisatawan Soal Tiket Masuk Pantai Kuta Tak Lagi Gratis

Badung

Sejumlah wisatawan, baik lokal maupun asing, menyatakan tidak setuju apakah Pantai Kuta akan dikenakan biaya atau biaya masuk pantai. Seperti diketahui, Pemerintah Desa Adat Kuta berencana mengenakan tarif retribusi per orang, jika proyek pembangunan Pantai Samigita (Seminyak, Legian, Kuta) selesai.

Dimana rencana besarnya retribusi untuk anak-anak mulai Rp 5000 dan dewasa berkisar Rp 10.000-Rp. 15.000. Wisatawan lokal Blitar Tri Hartanto (30) dan Miata Khoirin Nikma (25) yang baru pertama kali berlibur ke Bali, saat ditanya soal rencana pengenaan tarif retribusi, keberatan.

“Saya kurang setuju dengan harga, karena menurut saya pantai itu tempat umum, tidak boleh ada retribusi dapur, hanya untuk melihat pemandangan saja harus bayar, kecuali mungkin kita mendapatkan kenyamanan dan fasilitas yang layak seperti toilet. nggak bayar mandi/bilas nggak bayar nanti ada mushola,” kata Tri Hartanto saat ditemui detikBali di Pantai Kuta, Minggu (22-02-10).

Turis lain, Subin Baek (35) asal Korea Selatan yang tinggal di dekat Busan mengaku sangat menyukai orisinalitas Pantai Kuta. Subin dan rekannya sudah empat kali datang ke Pantai Kuta.

“Saya suka Pantai Kuta yang asli,” katanya.

Ditanya ke depan apakah pemerintah akan mengenakan biaya bagi wisatawan, baik lokal maupun asing, dia mengaku tidak setuju.

“Saya tidak setuju karena menurut saya semua orang bebas pergi ke pantai,” jelasnya.

Menurut dia, soal retribusi pendapatan dari pemerintah daerah dan desa, seharusnya sudah dipikirkan pemerintah.

“Kita ke sini liburan dan ini hari terakhir saya di Bali, saya kira kita masuk (Bali-red) sudah kena pajak,” katanya.

Sementara itu, warga setempat lainnya, Ardiansyah (40), peselancar asal Bogor yang tinggal di Bali sejak 2017 mengaku setuju dan tidak setuju dengan rencana Pemkab Badung yang memungut biaya masuk ke Pantai Kuta.

“Kalau memang pantainya lebih bagus dari sebelumnya, saya agak setuju dengan pemeliharaannya. Kalau harga tidak boleh berbeda ya harus sama dan anak-anak tidak perlu bayar kalau bisa tumbuh, kalau bisa ya sudah. 5.000 rupiah,” katanya.

Menurutnya, sebagai warga yang juga mencari peruntungan di Pantai Kuta, pantai ini terkenal karena paling dekat dengan Bandara I Gusti Ngurah Rai. Jika kemudian menjadi sasaran pembalasan, dikhawatirkan wisatawan tidak akan lagi berkunjung ke Pantai Kuta.

“Saya khawatir mereka tidak akan datang ke sini. Tapi jika Anda ingin seperti Pandawa, Anda memiliki nilai jual. Jika Pantai Kuta kurang nilai jualnya, saya tidak tahu kenapa,” keluhnya.

Ia juga berharap ke depan, pemerintah Kabupaten Badung dan desa adat Kuta akan mengenakan biaya masuk untuk mempertimbangkan bagaimana hal ini akan mempengaruhi tingkat kunjungan ke depan.

“Ya, setelah membayar tiket masuk, pengunjung akan diam,” katanya.

Sebagai catatan, kondisi saat ini menunjukkan sejumlah produsen alat berat dan pekerja proyek sedang menata Pantai Kuta. Saat ini pengerjaan sudah sampai di depan area Hardrock Cafe.

Tonton video “Meluncur ke Luar Angkasa dengan Wahana Catapult Raksasa, Bali”
[Gambas:Video 20detik]
(ni/irb)

Source: www.detik.com

Related Articles

Back to top button