Berita Wisata

Tanjung Cemara Pangandaran menjadi sabuk hijau

TIMESINDONESIA, PANGANDARAN – Tanjung Cemara yang terletak di Desa Sukaresik, Kecamatan Sidamulih, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat ditingkatkan menjadi kawasan jalur hijau.

Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata mengatakan jalur hijau merupakan pemisahan fisik kawasan perkotaan dan pedesaan.

Iklan

Pemisahan fisik kawasan perkotaan dan perdesaan berupa kawasan bebas bangunan atau ruang terbuka hijau.

“Berkembangnya volume transportasi yang tinggi akan mengancam penurunan kualitas udara, karena semakin tinggi penggunaan transportasi, semakin buruk kualitas udara yang dihasilkan,” ujar Jeje, Senin (16/1/2023).

Jeje menambahkan, penurunan kualitas udara sering terjadi dan dirasakan di kawasan perkotaan yang terlihat banyak perubahan pembangunan fisik.

“Kalau ke depan Pangandaran tidak menutup kemungkinan banyak pabrik dan bangunan akan mengurangi luasan lahan terbuka hijau,” tambah Jeje.

Padahal, ruang hijau sebenarnya merupakan penyejuk perkotaan dan menjaga kualitas kenyamanan serta kesegaran udara.

Green Belt juga bermanfaat sebagai salah satu hutan yang dapat menjaga kelangsungan hidup daratan. Sabuk hijau akan berfungsi untuk membersihkan debu, bahan kimia yang menyatu di udara, dan karbondioksida atau CO2.

“Berbagai kalangan mulai dari masyarakat, kelompok masyarakat dan pemerintah serta mitra pemerintah saat ini sering mengadakan kegiatan penanaman pohon di kawasan Tanjung Cemara dalam bentuk udang cemara,” jelas Jeje. .

Selain itu, mangrove juga ditanam di lokasi muara yang berfungsi sebagai penjaga ekosistem biota laut.

“Harapan kami kegiatan sosial berupa penanaman pohon di Tanjung Cemara dapat menjaga kesehatan udara dengan menyerap partikel dan menyerap udara panas,” kata Jeje.

Lokasi Tanjung Cemara tahan abrasi

Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Pangandaran Asep Noordin mengatakan, lokasi Tanjung Cemara yang saat ini ditanami udang cemara dan bakau akan sangat membantu penetrasi matahari ke daratan, termasuk mencegah abrasi pantai agar tidak terjadi erosi.

“Lokasi Tanjung Cemara yang diapit muara dan pantai kemungkinan ditumbuhi mangrove untuk budidaya ikan, sehingga dapat memberikan korelasi positif dalam menjaga kesuburan dan kesehatan, ketahanan air terhadap abrasi,” kata Asep.

Kawasan Tanjung Cemara Karang Tirta memiliki luas 22 hektar yang akan dilintasi jalan pesisir dari pantai Pangandaran hingga Mandasari.

“Saat ini banyak investor yang ingin berinvestasi dengan pengembangan sektor pariwisata dengan menghubungkan pantai Pangandaran dengan pantai Madasari,” kata Asep.

Hamparan muara yang ditanami mangrove dan perkebunan udang cemara menjadi daya tarik bagi pengunjung untuk beristirahat dan melepas penat. Selain itu, di lokasi tumbuhan mangrove ini terdapat jembatan bambu yang menjorok ke muara untuk pengunjung berfoto.

Untuk menuju tempat ini dapat diakses dari tempat parkir sebelah timur pantai Batu Hiu dengan mengambil jalan baru sekitar 1 kilometer. Sebelum memasuki tempat tersebut terdapat gapura yang dijaga oleh masyarakat setempat, pengunjung secara sukarela dipungut uang kebersihan.

Tanjung Cemara memiliki daya tarik karena hamparan muara dan di daratan terdapat pohon pinus sebagai peneduh. Bahkan jodang, alat tangkap tradisional, menjadi daya tarik pengunjung untuk berfoto.

Keindahan dan kesejukan Tanjung Cemara cocok untuk liburan bersama keluarga dan rekan kerja.

**) Ikuti berita terbaru KALI Indonesia di dalam berita Google

Klik link ini dan jangan lupa follow.

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button