Berita Wisata

Tebing Keraton Buton, spot di Baubau untuk menikmati sore hari di ketinggian

Baubau – Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sulawesi Tenggara) memiliki beragam objek wisata, mulai dari wisata alam hingga wisata budaya. Dari beragam sirkuit yang dimilikinya, terdapat tempat-tempat yang bisa digunakan untuk menikmati sore hari sambil melihat matahari terbenam atau matahari terbenam. Tempat ini berada di dataran tinggi tepatnya di tebing benteng Keraton Kesultanan Buton.

Padahal, rata-rata semua kawasan di sekitar Keraton Buton bagus untuk menghabiskan waktu di sore hari. Namun, tempat ini adalah bagian dari rekomendasi Kendariinfo. Tepatnya di sisi utara Benteng Keraton Buton yang terletak di Jalan Sultan Labuke, Desa Melai, Kecamatan Murhum, Baubau.

Tempat ini tepat berada di dataran tinggi. Anda bisa datang dan bersantai, duduk di pelataran tebing atau duduk manis di tempat yang sudah disiapkan warga untuk bersantai. Di sana, banyak penduduk setempat yang menjual minuman panas dan dingin untuk teman minum teh sore hari bersama teman-teman untuk menghabiskan sore hari dengan santai.

Benteng Keraton Wolio.Benteng Keraton Wolio. Foto: Facebook Rezanovary. (2020).

Tempat ini terlihat sangat bagus dan bersih. Masyarakat terlihat merawatnya dengan baik, mulai dari rerumputan yang indah hingga pepohonan yang tertata rapi. Penduduk setempat tampaknya telah menyadari potensi kunjungan tempat ini dengan aktif menyadari pariwisata mereka dan aktif membersihkan tempat tersebut.

Dari atas tebing Kesultanan Buton, kota Baubau dapat terlihat dengan jelas dan indah. Dari tebing, Anda bisa melihat bangunan dan kendaraan yang lewat. Beberapa kali terlihat kapal Pelni keluar masuk pelabuhan Murhum Baubau mendengarkan suara terompet kapal.

Konsep kawasan ini tentunya membuat tempat ini banyak dikunjungi wisatawan, terutama bagi mereka yang menyukai foto pemandangan. Anda bisa mengabadikan momen indah tempat ini dengan kamera telepon selular. Ada banyak spot foto yang unik, keren, dan berbudaya jika Anda menjelajahi seluruh kawasan ini. Selain tempatnya yang modern, kawasan ini juga sangat cocok untuk dikunjungi bersama keluarga di akhir pekan.

Pemandangan kota Baubau dari ketinggian tebing Keraton Kesultanan Buton.Pemandangan kota Baubau dari ketinggian tebing Keraton Kesultanan Buton. Foto: Instagram Limbo_Wolio. (2022).

“Tempat ini sebenarnya sudah lama ada, banyak orang dari luar Baubau juga datang ke sini untuk bersantai,” ujar Muliasa, seorang warga yang berjualan jajanan di kawasan itu, kepada Kendariinfo, Jumat (30/12/2022).

Berada di tempat ini untuk menikmati masa-masa indah sekitar pukul 17.00 WITA. Anda bisa datang lebih awal pada waktu-waktu tersebut agar bisa merasakan nikmatnya sore dan matahari terbenam dari ketinggian di tempat yang tepat.

Seorang pengunjung kota Kendari bernama Fatmah mengungkapkan kekagumannya akan keindahan tempat tersebut. Ia mengaku sudah berkali-kali mengunjungi Kota Baubau, namun tidak pernah sampai ke tempat ini. Nah, saat berkunjung kali ini, Fatmah dan sahabatnya dari Baubau datang ke tempat ini.

Seorang pengunjung menikmati panorama kota Baubau dari ketinggian tebing Keraton Kesultanan Buton.Seorang pengunjung menikmati panorama kota Baubau dari ketinggian tebing Keraton Kesultanan Buton. Foto: Info Kendari. (30/12/2022).

“Sudah berapa kali saya ke Baubau tapi tidak pernah terpikirkan untuk ke sini. Sekarang baru datang ternyata tempatnya bagus, bersih, bagus rapi, viewnya bagus soalnya terlihat dataran tinggi dan bisa melihat kota Baubau secara keseluruhan,” jelasnya.

Beberapa warga sekitar mengatakan tempat ini juga sangat asyik dikunjungi saat malam pergantian tahun, karena kembang api seluruh kota Baubau bisa dilihat dengan indahnya. Nyatanya, tempat ini lebih tinggi dari percikan kembang api yang membubung di udara. Tempat ini akan terus dipadati pengunjung menjelang malam pergantian tahun.

“Pada malam tahun baru, ada banyak pengunjung ke tempat ini. Karena itu adalah tempat yang pas dan cocok untuk melihat kembang api dari atas. Biasanya orang mulai berbondong-bondong ke tempat ini menjelang akhir tahun baru,” ujarnya.

Nikmati sejarah kunjungan sore

PUBLISITAS

Selain bisa menikmati sore hari, wisatawan yang datang juga bisa jalan-jalan santai di tempat karena di dalam kawasan benteng terdapat beberapa peninggalan sejarah seperti meriam yang diletakkan di pinggir benteng menghadap ke laut dan ada juga gerbang yang disebut Lawa atau musuh. Gerbang tersebut adalah Lawana Rakia, Lawana Lanto, Lawana Kampebuni dan Lawana Bunta.

Di sisi timur Keraton Kesultanan Buton juga terdapat peninggalan sejarah yaitu tempat persembunyian Raja Bone Arung Palakka dan pasukannya saat dikejar oleh pasukan Raja Gowa selama berada di Buton selama kurang lebih 3 tahun rawan. pada tahun 1660-1663. Ya, tempat persembunyian Arung Palakka berada di sebuah gua atau ceruk di kawasan Keraton.

Pemandangan kota Baubau dari ketinggian tebing Keraton Kesultanan Buton.Pemandangan kota Baubau dari ketinggian tebing Keraton Kesultanan Buton. Foto: Instagram Limbo_Wolio. (2022).

Goa ini terletak di bawah pondasi di sisi timur Benteng Keraton Buton dengan arah pintu masuk goa yang berjarak sekitar 300 meter dari Lawana Kampebuni. Gua ini lebih sering disebut sebagai Liana La Toondu karena tempat persembunyiannya saat dikejar oleh musuhnya. Di Kesultanan Buton, Arung Palakka memang lebih dikenal dengan sebutan La Toondu yang artinya tenggelam atau menghilang dari negerinya, Kerajaan Bones.

Tidak jauh dari goa Arung Palakka terdapat makam raja Kesultanan Buton yaitu Sultan Alimuddin atau Oputa Mosabuna yi Wandaylolo yang bertahta sekitar tahun 1788-1791. Dia adalah sultan XXV. Setelah menjabat sebagai sultan, beliau menjabat sebagai Lakina Sora Wolio dengan gelar Oputa Lakina Sora Wolio atau Oputa Mosabuna yi Wandaylolo. Makam tersebut tampak dipagari dengan batu-batu benteng yang tampak kokoh hingga setinggi 1 meter.

Kawasan ini juga dimanfaatkan sebagai ruang hidup masyarakat sekitar dengan membangun rumah-rumah bergaya rumah adat Kesultanan Buton Malige modern. Rumah Malige sendiri terbuat dari kayu jati dan wool dengan konstruksi rumah panggung dimana semua pasaknya terbuat dari kayu tanpa menggunakan paku.

Tampilan postingan: 74

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button