Berita Wisata

Terus menerus dihantam ombak, abrasi Pantai Kuta semakin parah

MANGUPURA, NusaBali.com – Kondisi cuaca ekstrem di Bali akhir-akhir ini menyebabkan laju abrasi di kawasan pesisir Pantai Kuta jauh lebih cepat dari kondisi normal.

Ketua Satgas Pantai Desa Adat Kuta Wayan Sirna menjelaskan, sejak penataan dimulai pada 2005, penambahan pasir sudah mencapai hampir 30 meter di bibir pantai, namun pada akhir 2022 terlihat hampir punah.

“Saat ini terjadi abrasi sekitar 3 meter di Setra Asem Celagi, Kuta. Sehingga sampai akhir tahun 2022 hampir selesai, tinggal sedikit lagi. Padahal saat penataan masih ada sampai 10 Namun, saat ini belasan pohon kelapa dan pohon pinus telah tergerus ombak,” kata Ketua Gugus Tugas Pantai Desa Adat Kuta Wayan Sirna dalam pertemuan tersebut.

Wayan Sirna juga mengatakan kondisi abrasi di sepanjang Pantai Kuta semakin parah. Pantai yang membentang sepanjang 4 km dari ujung landasan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai hingga perbatasan Legian ini mengalami abrasi. Hampir 30 meter ruang telah terkikis oleh gelombang laut yang sangat besar.

Kondisi seperti ini, kata Wayan Sirna, memang karena faktor musim yang terjadi setiap tahun dan tidak bisa dipungkiri itu adalah hal yang pasti.

“Namun dengan siklus kemarin (cuaca ekstrem, redaksi) benar-benar menggerus kawasan pantai dan sebagian rawa-rawa ini juga ikut tergerus air,” jelasnya.

Jika terjadi cuaca buruk, terutama angin kencang, pihaknya juga mengimbau para pedagang untuk menutup dagangannya. Demikian pula, wisatawan diingatkan untuk waspada.

Sementara itu, mengingat batas aman bibir pantai dan juga terdapat beberapa bangunan di sepanjang pantai Kuta, Wayan Sirna sebagai satgas juga khawatir akan menimbulkan korban jiwa.

“Saya sangat khawatir dengan hal ini, misalnya setiap bulan purnama, apalagi saat bulan purnama kadasa (kesepuluh, catatan redaksi), ombaknya semakin besar. Ombak akan mengikis dari kawasan Pantai Kuta. Kami mendekatkan para pedagang ini. ke belakang,” katanya.

Ia juga berharap pemerintah memasang groin atau groin di sepanjang Pantai Kuta agar lebih awet, lebih bersih dan kuat serta perlu penambahan pasir pantai.

Padahal pemasangan groin atau groin juga digunakan untuk mengarahkan aliran ke tengah alur laut agar tebing laut tidak tergerus dan dapat digunakan untuk navigasi, namun nantinya pasti akan membawa keuntungan dan ketidaknyamanan dengan pemasangan tersebut. tongkol atau tongkol.

“Harapan kami sebenarnya adalah jika ada situasi menang-kalah, jika pantai ini ditekuk, pantai ini bisa bertahan lebih lama lagi, lebih bersih dan kuat, jika demikian, harus ada tambahan pasir. Tapi apa yang menjadi kendala masa lalu berarti keindahan Pantai Kuta akan memudar, tetapi kita masih memiliki tanah atau ruang.

Konsekuensinya, tidak bisa dinikmati oleh para peselancar atau sekedar untuk berenang. “Buktinya di hotel Bali Garden sudah tidak bisa lagi berenang di dalamnya, karena sudah digerus, artinya sudah gali lebih dalam. semua akan hilang,” tutupnya. *tertawa

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button