Berita Wisata

Timelapse Java Sea Horror Melahap “Atlantis” di Karawang

Karawang

Dampak abrasi atau erosi tanah di pesisir pantai akibat gelombang laut terjadi di Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang. Perlahan, ombak mengikis tanah dan bangunan, melahirkan kisah Atlantis.

Kepala Desa Cemarajaya, Jenderal Pendi Aryanto mengatakan, abrasi parah sudah terjadi sejak 2007 lalu. Menurut dia, tanah yang dulunya merupakan desa di Desa Cemarajaya telah tergerus ombak dan tenggelam.

“Arus abrasi parah terjadi sejak 2007, tanah Cemarajaya mulai tergerus,” kata Pendi.

Dia mengungkapkan, ada beberapa dusun yang terendam di Cemarajaya, sehingga ratusan warga yang terdampak harus dipindahkan ke lokasi yang lebih aman. Kios-kios di Pantai Pisangan yang biasa dipadati warga kini sudah tidak ada.

“Selain rumah, ada lebih dari 100 kios yang terjual, karena mengingat awal tahun 2003, Pantai Pisangan di Cemarajaya pernah menjadi tempat wisata besar di Karawang,” katanya.

Menurut Pendi, abrasi tak hanya menggerus rumah warga dan nelayan setempat. Namun juga Pemakaman Umum (TPU) Mulsim, lapangan yang digunakan warga untuk bermain bola di tepi pantai, dengan sumur-sumur keramat yang konon peninggalan para wali.

detikJabar menangkap fenomena abrasi ini dengan melihat perubahan morfologi di bibir pantai Pisangan melalui citra satelit yang ditampilkan oleh Living Atlas. Redaksi menggunakan Masjid Nurul Jannah 2 yang terletak dua kilometer barat laut kantor desa Cemarajaya sebagai referensi.

Suasana relokasi rumah Cemarajaya, Cibuaya, KarawangMasjid Nurul Jannah 2. (Foto: Irvan Maulana/detikJabar)

Pasalnya, Masjid Nurul Jannah 2 kini berada di sebuah tanjung yang menjorok ke laut dalam citra satelit 2022. Jika diperhatikan lebih dekat, pembatas antara masjid dan laut tersebut hanyalah sebuah tanggul dengan perbedaan ketinggian hanya beberapa meter dari ketingian air.

Sedangkan pada citra satelit tahun 2014 atau 8 tahun yang lalu Masjid Nurul Jannah 2 belum dibangun, namun terlihat pada sisi kiri dan kanan lahan yang digunakan masih dipagari bangunan dan masih terdapat pasir. di pantai.

Dibuat dengan Flourish

Tidak hanya di sekitar Masjid Nurul Jannah 2 (ditandai dengan lingkaran merah pada gambar), garis pantai yang bersinggungan langsung dengan Laut Jawa juga tampak perlahan tergerus ombak. Reruntuhan bangunan tua juga terlihat dan menambah kesan warisan “Atlantik” di Karawang.

Secara umum, fenomena abrasi ini tidak hanya terjadi di kawasan Cemarajaya, tetapi juga hampir di seluruh wilayah pesisir Karawang. Hal ini terlihat dari citra satelit yang ditampilkan oleh Google selama kurun waktu 36 tahun, dari tahun 1984 hingga 2020.

Timelapse pantai Karawang yang terkena abrasi pada periode 1984-2020Timelapse pantai Karawang terkena abrasi pada periode 1984-2020. (Foto: Mesin Google Earth)

Terlihat perubahan yang cukup drastis dalam kurun waktu 2,5 dekade. Di mana sepertinya air laut tampaknya telah menyerbu benua. Sungai Citarum yang bermuara dan mengalir ke Pantai Sedari, Karawang, juga tampak menyusut panjangnya akibat abrasi.

Pantai Sedari, jika dihitung dengan menghitung jarak di Google Maps, berjarak sekitar 10 kilometer dari Pantai Pisangan, yang memunculkan kisah “Atlantis” Karawang. Tentu saja, ancaman abrasi ini tidak hanya terjadi di Karawang, tetapi juga di sepanjang pantai utara Jawa Barat yang berbatasan dengan Laut Jawa, seperti Bekasi, Subang, Cirebon, dan Indramayu.

(yam nyam)

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button