Berita Wisata

Tips Aman Berwisata dan Waspada Bencana dari BMKG

Jakarta

Menjelang Tahun Baru 2023, banyak detiker yang sudah berlibur. Namun tetap waspada jika terjadi bencana, jangan lengah. Demikian saran dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Menurut Subkoordinator Penanggulangan Gempa BMKG Suci Dewi Anugerah, karena gempa tidak bisa diprediksi kapan terjadi, masyarakat yang berlibur harus selalu waspada.

“Saat liburan harus selalu waspada. Tidak melarang untuk berlibur, tapi tidak mengurangi kewaspadaan,” kata Suci saat webinar akhir tahun “Refleksi Gempa 2022, Cadangan untuk Waspada Kedepan” pada Jumat . (30/12/2022) di YouTube InfoBMKG dikutip detikEdu, Sabtu (31/12/2022).

Suci kemudian memaparkan data sejarah gempa dan tsunami yang terjadi pada masa liburan, seperti:

  • Tsunami Samudra Hindia 2004, berpusat pada gempa berkekuatan 9,6 SR di Aceh pada 26 Desember 2004, menewaskan lebih dari 2.300 orang yang berlibur atau dalam perjalanan bisnis di Thailand dan Sri Lanka. Di Aceh saja, 170.000 nyawa melayang.
  • Tsunami M 8.8 di Chili pada Februari 2010 terjadi selama liburan akhir pekan musim panas.
  • Tsunami Selat Sunda pada 22 Desember 2018 menewaskan lebih dari 400 orang selama akhir pekan dan liburan Natal.

Kiat Keselamatan Perjalanan dan Peringatan Bencana

Saat menginap di hotel/hostel

Waspadalah terhadap bencana perjalananWaspada Bencana Saat Bepergian Foto: (Dokumentasi BMKG via YouTube InfoBMKG)
  • Selalu lihat sekelilingmu. Temukan lokasi tangga di gedung bertingkat
  • Cari tahu tentang rencana darurat hotel
  • Setuju dengan keluarga/teman tentang cara bersatu kembali jika terjadi perpisahan. Identifikasi lokasi yang mudah diidentifikasi untuk janji temu darurat.
  • Simpan dokumen terpenting dan barang darurat Anda di dekat Anda sehingga Anda dapat mengambilnya dengan mudah saat meninggalkan kamar hotel.

Saat berada di pantai

Waspadalah terhadap bencana perjalananWaspada Bencana Saat Bepergian Foto: (Dokumentasi BMKG via YouTube InfoBMKG)
  • Luangkan waktu sejenak untuk mencari tahu rute ke dataran tinggi. Banyak pantai memiliki informasi tsunami yang diposting.
  • Jika tidak ada peta atau rambu, arahkan ke daerah dengan ketinggian sekitar 20-30 m dpl atau 2-3 m di daratan. Jika Anda tidak bisa pergi sejauh itu, pergilah sejauh yang Anda bisa. Setiap langkah naik atau turun dapat membuat perbedaan.
  • Saat gempa terjadi, jatuhkan diri, berlindung, dan bertahan.
  • Kenali tanda-tanda tsunami. Gempa bumi yang kuat atau berkepanjangan adalah peringatan terpenting bahwa tsunami kemungkinan besar akan terjadi. Semakin lama getaran berlangsung, semakin besar kemungkinan tsunami akan menyusul.

“Oleh karena itu, selama masa liburan ini, Pemda, pengelola pariwisata dan petugas kebencanaan akan menertibkan kawasan lokasi wisata, dua fasilitas evakuasi, mengecek kembali rambu-rambu, apakah mudah terlihat atau tidak. Jalur evakuasi tidak boleh menjadi tempat parkir bus-bus yang mengangkut pariwisata ke tempat ini. Bagaimana rencana evakuasinya, apakah bisa dengan mudah diakses oleh wisatawan, ya? Beri tahu wisatawan melalui email, poster, selebaran, terkait gempa dan tsunami,” Suci menjelaskan.

Infrastruktur kritis seperti bandara, pelabuhan, dan terminal harus siap menghadapi kemungkinan terjadinya bencana.

“Setelah gempa Kobe, 77% dari mereka bertahan hidup sendiri. Dinas pariwisata harus memastikan fasilitas evakuasi di lokasi wisatanya, orang yang berwisata juga tidak lemah,” imbau Suci.

Jadi, waspadai bencana saat liburan tahun baru ya, detikers!

Simak video “Gempa M 6,8 Guncang Enggano Bengkulu!”
[Gambas:Video 20detik]
(nwk/dua)

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button