Berita Wisata

Umrah Bersama Tombo Ati (3): Menikmati Seribu Shalat di Masjid Nabawi

TIMESINDONESIA, MALANGShalat di Masjid Nabawi lebih utama dari seribu shalat di masjid lain selain Masjidil Haram. Oleh karena itu, bisa shalat di Masjid Nabawi merupakan anugerah yang luar biasa.

Bagi warga Indonesia yang berjarak 7898 kilometer dari Arab Saudi (dan tentunya umat Islam di negara lain), bisa beribadah dan sholat di Masjid Nabawi di Madinah adalah sebuah anugerah.

Iklan

Ini karena Masjid Nabawi merupakan tempat yang istimewa. Sholat di masjid yang didirikan Nabi Muhammad tidak seperti sholat di masjid lainnya. Allah menjanjikan pahala yang berlipat ganda.

Keistimewaan salat di Masjid Nabawi seperti sabda Nabi Muhammad SAW, “Satu salat di masjidku lebih berharga dari seribu salat di masjid lain kecuali Masjidil Haram (HR. al-Bukhari) .

interior-of-the-masjid-nabawi.jpgInterior Masjid Nabawi di Madinah. Nabi Muhammad bersabda: Shalat di Masjid Nabawi lebih utama dari seribu shalat di masjid lain selain Masjidil Haram. (Foto: Wahyu Nurdiyanto/TIMES Indonesia)

“Sangat rugi jika jemaah sudah berada di Madinah tapi tidak benar-benar memanfaatkan kesempatan besar ini,” kata Imam Safii, Ketua Biro Perjalanan Umrah dan Haji Plus Tombo Ati, Kota Malang di sela-sela acara manasik.

“Karena hanya ada tiga masjid di dunia yang lebih diprioritaskan dibanding masjid lainnya. Pertama, Masjidil Haram di Mekkah. Kedua, Masjid Nabawi di Madinah. Ketiga, Masjid Aqsha di Palestina”, lanjutnya.

Pesan ini tertanam kuat di benak seluruh jamaah umrah Tombo Ati yang beranggotakan 41 orang, termasuk TIMES Indonesia. Kami adalah bagian dari kelompok program Umrah 12 hari Tombo Ati.

Sejak hari pertama kedatangan kami di Madinah dari tanggal 3 hingga 7 Januari 2023, kami berusaha untuk bisa sholat lima waktu di masjid yang memiliki 250 payung listrik raksasa ini.

Jarak dari hotel sangat dekat. Berjalan kurang dari tiga menit, Anda akan sampai di Gerbang 311 Masjid Nabawi. Inilah keunggulan jemaah Tombo Ati, mereka tidak cepat lelah dan tidak banyak membuang waktu.

Tidak ada lagi alasan malas tentang jarak ke masjid. Apalagi, kami tinggal di Madinah hanya bertahan lima hari. Waktu yang akhirnya terasa singkat bagi kami yang melaksanakan umrah.

Semua berlomba-lomba datang lebih awal dan mencari spot terbaik, termasuk bagian utama Masjid Nabawi yang terdapat raudhah dan makam Nabi Muhammad SAW.

Penulis dan empat orang teman serumah selalu berusaha datang paling tidak dua jam sebelum dimulainya salat di Masjid Nabawi.

Selain tidak terlalu ramai dan bisa mencari tempat yang nyaman, kita semua menginginkannya
shalat sunnah sebanyak-banyaknya. Perbanyak zikir dan baca Al Quran sebanyak-banyaknya di masjid berkubah hijau ini.

“Satu doa dihitung seribu. Sampai Indonesia lebih banyak lagi, doa kita ‘ditancapkan’,” kata Rofiq, teman sekamar penulis dari Banyuwangi. Beberapa teman rombongan umrah Tombo Ati sebagian besar tersenyum mendengar hal tersebut.

masjid-nabawi-eksterior.jpgMasjid Nabawi dengan payung elektrik raksasa yang menambah keindahan dan kemegahan masjid istimewa ini. (Foto: Wahyu Nurdiyanto/TIMES Indonesia)

Mencangkok dapat diartikan sebagai pengembalian dalam bahasa Jawa. Jika diartikan secara bebas, jumlah shalat berjamaah ketika kembali ke tanah air akan melebihi jumlah shalat selama hidup di dunia.

Tentu saja bercanda sendiri. Selama umrah, kita selalu diingatkan untuk tunduk, ikhlas dalam menjalankan ibadah. Masalah pahala atau balasan adalah urusan Allah SWT.

“Asalkan bisa ke Masjid Nawabi. Harus puas ibadahnya. Karena belum tentu bisa menjawab panggilan Allah meski ada makanan,” lanjut Ruskan, jamaah Bayu. Urip, Surabaya yang berangkat bersama istrinya.

Wisata religi di kompleks Masjid Nabawi

Selain memperbanyak sholat dan sholat berjamaah di Masjid Nabawi, pada hari ketiga (5 Januari), rombongan Tombo Ati Umrah berkesempatan untuk melakukan tur keliling masjid yang dibangun pada awal 1 Hijriah atau September 622 IKLAN.

Di bawah bimbingan Muthawif Ustaz Saifullah Zein, kami mengunjungi kompleks Masjid Nabawi. Kami mendapat banyak informasi tentang masjid-masjid kecil di sekitar kompleks Masjid Nabawi. Termasuk jejak dakwah Nabi Muhammad.

Yang paling dekat dengan hotel tempat Anda menginap adalah Masjid Ghamamah atau Masjid Awan. Lokasinya berada di sebelah barat daya dan hanya beberapa meter dari Gerbang 311 Masjid Nabawi. Masjid ini pernah digunakan sebagai tempat sholat Idul Fitri oleh Nabi dan juga sebagai tempat sholat turun hujan.

“Alasan dinamakan Ghamamah karena setiap kali Rasulullah salat, tempat itu selalu dinaungi awan agar tidak terlalu panas,” jelas Ustaz Saifullah Zein.

Selain itu, ada Masjid Abu Bakar dan Masjid Ali bin Abi Thalib yang lokasinya tidak jauh dari Masjid Nabawi. Kemudian ada masjid bersejarah lainnya yaitu Masjid Umar Bin Khattab dan Masjid Usman bin Affan.

Ada juga Makam Baqi yang merupakan tempat peristirahatan terakhir para peziarah yang meninggal di Madinah. Makam Baqi juga merupakan makam 10.000 sahabat Nabi. “Termasuk istri-istri Nabi, putra-putri Nabi,” lanjut Ustaz Saifullah Zein.

Rombongan umrah dari Tombo Ati juga mengunjungi Taman Tsaqifah Bani Saidah. Taman ini berada di sisi timur Masjid Nawabi, tepat di belakang Gerbang 320.

Jemaah-Umroh-Tombo-Ati.jpgRombongan Tombo Ati Umrah berfoto bersama di depan Masjid Ghamamah atau Cloud Mosque. Lokasinya berada di sebelah barat daya dan hanya beberapa meter dari Gerbang 311 Masjid Nabawi. (Foto: Wahyu Nurdiyanto/TIMES Indonesia)

Menurut Ustaz Saifullah Zein, taman ini merupakan tempat berkumpulnya kaum Ansar saat Nabi wafat. Di tempat itu, saat itu mereka sedang membicarakan siapa yang akan menjadi pemimpin setelah wafatnya Rasulullah SAW. Akhirnya Khalifah Abu Bakar terpilih sebagai pemimpin.

Kami juga mendapat penjelasan terkait posisi makam Nabi Muhammad yang dulunya merupakan rumah tinggal.

Namun, hari itu kami tidak berziarah ke makam Nabi. Rombongan Tombo Ati baru saja menunaikan ibadah haji pada Kamis 5 Januari lalu.

Saat ini, pemerintah Saudi mewajibkan rombongan jamaah umrah atau haji untuk mendaftar izin tasreh melalui aplikasi guna menunaikan ibadah haji ke raudhah dan makam Nabi Muhammad SAW.

Namun, beberapa jemaah, termasuk penulis, sempat berziarah ke makam Nabi Muhammad dengan memanfaatkan waktu menjelang salat. Untuk mengakses tempat istimewa ini, cukup masuk melalui gerbang barat yang sejajar dengan kubah masjid.

Jika beruntung, jalur dari raudhah ke Masjid Nabawi akan dibuka dan jemaah akan langsung berbaris menuju makam tempat Nabi Muhammad SAW bersama dua sahabatnya, dan dua khalifah Islam pertama, yakni Abu Bakar dan Umar. bin Khattab, dimakamkan. (lanjutan)

**) Ikuti berita terbaru KALI Indonesia di dalam berita Google Klik link ini dan jangan lupa follow.

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button