Berita Wisata

Universitas Brawijaya Resmikan Zona Sedot Madu di Hutan Pelawan

NAMANG, BABEL BERITA – Bupati Bangka Tengah Algafry Rahman didampingi Wakil Rektor Universitas Brawijaya Malang Bambang Susilo mengunjungi Hutan Pelawan di Desa Namang untuk meresmikan Kawasan Sedot Madu Kelulut Pelawan pada Senin (10/10).

Acara ini merupakan gagasan Universitas Brawijaya Malang sebagai Program Doktor Pelayanan, dimana program ini bertujuan untuk meningkatkan potensi wisata desa Namang.

Dalam keterangan yang diterima Bangka Pos Group, Senin (10/10), Bupati Bangka Tengah Algafry Rahman menyampaikan terima kasih kepada Universitas Brawijaya atas upaya nyata yang dilakukan dalam mengembangkan wisata alam Hutan Pelawan ini.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada Universitas Brawijaya Malang atas kunjungannya untuk membantu mengembangkan potensi yang ada di hutan Pelawan, khususnya untuk madu kelulut dan jamur aduan,” ujar Algafry.

Menurut Algafry, pentingnya kerjasama dengan pihak lain untuk mempromosikan potensi wisata Kabupaten Bangka Tengah.

“Pentingnya sinergi dengan pihak lain agar kita tidak sendiri dalam memaksimalkan potensi daerah agar dapat dikenal masyarakat luas,” jelas Bang Ayi, panggilan akrabnya.

Selain peresmian Kawasan Sedot Madu Kelulut Pelawan, juga telah diluncurkan komik yang bercerita tentang Jamur Pelawan yang diluncurkan oleh Universitas Brawijaya.

“Ini potensi lain yang bisa dipromosikan dengan media yang menarik karena hadir dalam bentuk buku dongeng. Hal ini tentunya dapat menarik perhatian agar masyarakat mengetahui dan tertarik untuk mengunjungi wisata di daerah kita,” kata Algafry. .

Sementara itu, sebagai inisiator, Wakil Rektor Universitas Brawijaya Malang, Bambang Susilo, sangat tertarik dengan potensi yang ada di desa Namang. Dikatakannya, melalui wisata hutan Pelawan, beberapa hal bisa dipadukan dengan wisata kuliner khas hutan.

“Kegiatan in-service doctor ini sendiri merupakan kegiatan Universitas Brawijaya untuk mendukung pengembangan potensi yang ada di daerah. Kali ini kami berusaha mengembangkan potensi hutan yang ada di desa Namang karena memiliki wisata alam sebagai serta kuliner langsung dari hutan yaitu madu kelulut dan jamur. Lawan,” pungkas Bambang.

Sementara itu, Dr Eng Oke Oktavianty selaku General Manager Kegiatan Pengabdian Doktor mengatakan kegiatan ini merupakan tahun kedua diselenggarakan dan fokus pada pengembangan wisata aspirasi madu di Kelulut di Hutan Pelawan.

“Kami fokus mengembangkan wisata ini agar lebih nyaman bagi wisatawan. Sebelumnya kami juga mencoba mengembangkan madu pelawan dalam kemasan sachet, namun masih berupa prototype dan saat ini. “ke depan akan kami kembangkan lagi agar Ini akan lebih dikenal masyarakat luas. Ciri khas lain dari desa Namang adalah harganya yang mahal dan hanya tumbuh di hutan Pelawan,” jelasnya.

Kepala Desa Namang Zaiwan berterima kasih atas program yang dijalankan oleh pemerintah kabupaten pusat Bangka dan Universitas Brawijaya di Malang.

“Terima kasih atas peran bupati dan Universitas Brawijaya Malang yang berbaik hati memilih desa Namang untuk membantu mengembangkan desa wisata,” kata Zaiwan.

Ia juga berharap program seperti ini dapat meningkatkan nilai jual pariwisata desa Namang khususnya Hutan Pelawan di mata masyarakat luas.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh Staf Ahli Bidang Sosial dan Sumber Daya Manusia, Kepala Disperindagkop-UKM Kecamatan Namang, Kepala Desa Namang dan Kepala Desa serta Masyarakat Desa Namang. (*/t3)

Source: babel.tribunnews.com

Related Articles

Back to top button