Berita Wisata

Waspada Atlantis 8 tahun lagi, Bekasi di Surabaya akan terkena dampaknya

Jakarta, CNBC Indonesia – Organisasi nirlaba internasional, Climate Central memprediksi sebagian besar pantai utara (Pantura) Jawa akan hilang pada 2030. Pasalnya, wilayah tersebut berisiko terendam air laut.

Bahkan dalam kurun waktu 2030-2060, luas lahan terendam diperkirakan akan bertambah. Pengamat Tata Kelola Kota Universitas Pakuan (Unpak) Budi Arief menilai kondisi ini bisa dipicu karena degradasi struktur tanah.

Atau kemungkinan lainnya adalah potensi subsidensi yang mengindikasikan penurunan muka tanah. Termasuk, dampak perubahan iklim.

Dari segi tata kota, sejak awal pembangunan wilayah di Jawa dimulai dari pantai utara, untuk permukiman dan pusat pertumbuhan. Lebih jauh ke selatan di Jawa digunakan untuk pertanian dan perkebunan.

“Bicara tata kota, setiap kota memiliki daya dukung lingkungan,” ujarnya kepada CNBC Indonesia, seperti dikutip Sabtu (5/11/2022).

Oleh karena itu, menurut Budi, prinsip tata kota harus memperhatikan daya dukung. Pembangunan perkotaan setidaknya harus membentuk zona penyangga.

“Itu wajib untuk daerah sekitar pantai, untuk beberapa meter tidak boleh ada pembangunan. Tapi, saya lihat, di sepanjang pantura itu belum dilaksanakan,” kata Budi.

Selain itu, faktor iklim juga harus diperhitungkan saat menerapkan prinsip mitigasi bencana. Termasuk dengan memperhitungkan risiko tsunami.

“Untuk itu diperlukan buffer zone yang dapat melindungi infrastruktur di sekitar pantai dari potensi bencana. Tata kota juga harus mengacu pada jangka panjang,” katanya.

IKLAN

Gulir untuk melanjutkan konten

Seperti diketahui, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat, permukaan air laut diperkirakan naik 35-40 cm dari tahun 2000.

Perhatikan bahwa tren ini mungkin tidak linier tetapi mungkin eksponensial jika faktor pencairan air diperhitungkan. Dimana, kenaikan muka air laut di Indonesia diproyeksikan mencapai 175cm pada tahun 2100.

Dikutip dari situs resmi Pusat Pengetahuan Perubahan Iklim Indonesia (KCPI) Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) KLHK, ada faktor utama pemicu kenaikan muka air laut (SLR) akibat perubahan iklim.

Ramalan Atlantis

Jika melihat peta risiko organisasi nonprofit internasional Climate Central, Indonesia termasuk pihak yang dirugikan dan harus bersiap menghadapi fenomena kenaikan muka air laut ini.

Hal ini terlihat dari citra satelit Climate Central. Berdasarkan pemetaan muka air laut, mengacu pada tinggi muka air rata-rata atas (garis MHHW), muka air di beberapa wilayah pantai utara (Pantura), Jawa meningkat dan ukurannya bertambah dibandingkan tahun lalu. 2030 dan 200.

Dan dibandingkan dengan ketinggian air 1 meter dan 2,2 meter, ada peningkatan wilayah yang berpotensi terendam atau menjadi “Atlantik” di Pantura, Jawa. Terutama sebagian besar wilayah Indramayu dan sekitar Surabaya.

Dengan catatan, ketinggian air 2,2 meter ke atas dapat terjadi karena kombinasi kenaikan muka air laut, pasang surut, dan gelombang badai.

Terlihat pada peta, wilayah yang rawan banjir adalah sebagian wilayah Cilegon, sepanjang pesisir pantai hingga Pasir Putih. Beberapa tempat yang berisiko terkena dampak antara lain PLTU Jawa 7, taman nasional, serta pabrik tepung terigu.

Selain itu, kami melihat deteksi air akan membanjiri wilayah Domas, Tanara, di Ketapang, di Kramat.

Kemudian dilanjutkan ke Pantai Indah Kapuk dan juga mengancam pantai Tanjung Pasir. Dan sebagian wilayah Tangerang.

Selanjutnya sebagian besar wilayah Jawa Barat. Mulai dari Marunda, di Polsek Muara Gembong Bekasi, Tabebuya Begedor, hingga kawasan yang terendam Sungai Citarum.

Bahkan, terus membanjiri kawasan hingga pantai pasir putih Cilamaya, Karawang, sebagian Pamanukan, kemudian Kandanghaur, sebagian besar Cangkring, sebagian besar Indramayu, Balongan hingga Gunungjati.

Kemudian tampak pada peta, beberapa daerah di Jawa Tengah yaitu beberapa di Klampok, Brebes, Sigedang, Pekalongan, Kendal, Semarang, kemudian sebagian besar daerah Demak, Widung, kemudian daerah Pati.

Dan berlanjut melalui sebagian besar wilayah Lamongan, serta sebagian Surabaya hingga Pasuruan.

[Gambas:Video CNBC]

artikel berikutnya

Tenggelamnya Tanah Atlantis Muncul di Bekasi, Jakarta Aman?

(dce/dce)

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button