Berita Wisata

West Coast Pavilion Boyong Purple Tea, Sungkay Tea, Moringa Tea di Lampung Fair

Bandar Lampung (MDSnews) – Jika tidak merasa lelah atau “retak” di sekitar stand seusai pendopo di arena pameran dagang dan ekonomi perdagangan serta pameran produk terlengkap terbesar di Lampung tahun ini, Lampung Fair 2022, Way Komplek Halim Bandarlampung PKOR, jalan kaki ke titik yang satu ini juga bisa.

Terletak di ujung, di sebelah kanan lapangan PKOR Way Halim di Bandarlampung, sekitar 106 meter atau 76-81 anak tangga dewasa, dari tepi akses Jl Soekarno-Hatta (By Pass), pengunjung dapat mengamati salah satu dari 11 kabupaten/kota platform yang berpartisipasi tahun ini, Anjungan Kabupaten Pesisir Barat.

Masuk aja, hati-hati lupa isi buku tamu, siapa tahu berkesempatan dapat doorprize, infonya akan diundi untuk closing 14 November. Eksplorasi slide dengan berjalan kaki di ruang pameran, di lantai bawah.

Di sana, searah jarum jam dari kiri, berbagai topi dan tas dengan motif Karpet Lampung khas Pantai Barat dipajang, tas pesta mulai dari Rp 65 ribu, Rp 200 ribu, hingga Rp 500 ribu, hingga totte bag. Juga Kuralin Bag made in Walur, merknya.

Berikutnya, kain Sinjang Krui yang bersejarah. Tag resminya Rp 500 ribu. Garis-garis biru. Dari UMKM handcrafted, DH By-Oleh Krui, produk eye-catching yang dipamerkan antara lain mug terpikat (mangkuk kelapa), magnet kulkas, gantungan kunci (keychain), pin musim panas dan topi ember.

Di rak produk kuliner kemasan, selain kacang atom UKM Jaya Mandiri Pekon Pagar Bukit, Kabupaten Bangkunat, Kacang Tujin Prima Agung, dan lain-lain, di deretan aneka keripik: peyek, pisang cocol Punti Kroe, singkong, talas , ubi jalar, ada juga Keripik Moringa! Per paket, kisarannya Rp 12-20 ribu.

Minggu malam lalu, 30 Oktober lalu, tim Lampung Fair Media Center, Muzzamil berkesempatan bertemu langsung dengan Susi Herani (58), Pengelola Peningkatan Pendapatan Keluarga UMKM (UP2K) Kelompok Wanita Tani ( KWT) Akseptor Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UPPKA). ) Kelompok Pasar (Poklasar) ) “Sri Rejeki”, Pekon Sumber Agung, Kecamatan Ngambur, di lokasi ini.

Sang gesit, pemenang Upakarti 2017, dipublikasikan. Sesaat sebelum booth ditutup pada pukul 10.00 WIB, dari semua produk yang dari bahasa tubuhnya, ia tampak ingin menjelaskan detailnya dengan ekspresi lelah namun ceria, Susi menjelaskan beberapa di antaranya.

“Ini teh daun ungu (istilah jawa: daun wungu), ini teh daun sungkai, kecuali teh daun kelor tadi. Semua, produk Sri Fortune. Pengalaman pribadi saya saat pandemi corona kemarin, saya minum ramuan ramuan ini, kalau perlu tambahkan jahe, kayu manis, kapulaga, rebus sama, saring dan minum, dunia aman,” kata Susi.

Kisah Susi sebagai ketua kelompok adalah aktif memotivasi 16 perempuan dan anggotanya untuk tidak pernah berhenti berinovasi. Buat produk makanan olahan spin-off baru lainnya, dari kebun bersama mereka di desa.

“Kebetulan saya penggiat UMKM. Panen kebun, saya tuan rumah. Karyawannya ada lima. Pandemi kemarin, penjualan meroket. Sebulan bisa menghasilkan 10 juta rupiah. Ayo online saja Pak. Setiap hari dikirim oleh.. (menyebutkan nama perusahaan pelayaran),” kata Susi. JNE, demikian ia menyebutnya, juga membuka booth untuk para peserta.

Kasihan Susie sendiri, pihaknya tak mampu mengimbangi membanjirnya permintaan produk teh herbal peningkat daya tahan tubuh dari luar kota. Fansnya berasal dari Tangerang, Jawa Timur, Bandung dan masih banyak lagi. “Ya Pak. Termasuk BPOM, semuanya lengkap,” dia ditanya tentang legalitas komersial dan lisensi produk.

Percakapan terputus. Tiba-tiba seusai tampil di panggung intim atau panggung tengah pekan raya Lampung, berjalan menuju pendopo dan istirahat sejenak mencicipi kue cucukh khas kabupaten tersebut, dan di tangan sejumlah lagu dangdut menyumbangkan sejumlah tembang-tembang dangdut yang dipentaskan di sisi kanan pendopo, orang kedua kabupaten ini, wakil bupati pesisir barat Zulqoini Syarif antara lain didampingi staf ahli bupati bidang hukum dan politik pemerintahan, Dr. Heny. Yulistiani, memasuki ruang pameran.

Zulqoini bersyukur. Auranya bangga. UMKM di kabupaten ini juga sudah pulih. Dan, Susi dan dua rekannya, yang tak kalah bangga, meminta foto bersama. Saksikan berikut ini!

Untungnya, sebelum melakukan percakapan yang baik, setelah memperkenalkan diri untuk pertama kalinya, Muzzamil, kru Media Center Lampung Fair, juga menjelaskan secara singkat profil organisasi dan program kerja dan program kerja Ikatan Pengusaha Indonesia Lampung ( APINDO) sebagai penyelenggara. dari Lampung Fair kali ini.

“Salam dari pimpinan kami, Ketua DPP APINDO Lampung, Ary Meizari Alfian. Oh iya, Sekretaris DPP APINDO Lampung, Pak Yanuar Irawan juga salah satu putra terbaik di pantai barat lho bunda. SMA ke Krui, “jelas Muzzamil, dengan anggukan ramah dari Susi.

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat tak salah mengirimkan Susi dan UP2K KWT UPPKA Poklasar UMKM “Sri Rejeki”, untuk unjuk gigi di aula keren booth pendopo.

Mahasiswa ekskursi, seperti Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung (Unila), Institut Teknologi Sumatera ITERA, dan Politeknik Negeri Lampung (Polinela) yang jika datang minimal satu bus ke tempat usahanya di desa, belajar dari A sampai Z cara menanam, merawat, memanen dan menjual, buktinya.

“Ibu sedang dalam perjalanan pulang (ke) Krui (ibukota pantai barat) untuk mengumpulkan produk-produk yang out of stock (mereka kehabisan stok di Anjungan),” jawab Susi, pelopor, inisiator, motivator, dan UMKM penggerak hulu dan hilir untuk produk kuliner dan herbal. , Rabu (2/11/2022) pagi, login pukul 10.31 WIB.

Susi, KWT Sri Rejeki dan Pesisir Barat serta Lampung Fair sangat luar biasa. “Bang, aku mau beli kopi,” teriak seorang ASN yang sempat menyodorkan secangkir kopi panas khas Bumi Khelauni Kibaghong itu, saat tim Lampung Fair Media Center meninggalkan Anjungan Minggu malam, 30 Oktober lalu. [Media Center Lampung Fair]

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button