Berita Wisata

Wisata alam desa adat gunung salak kembali menggeliat

Suasana kampung adat Gunung Salak. (BP/Khusus)

TABANAN, BALIPOST.com – Setelah terpukul keras oleh dampak pandemi COVID-19, desa wisata berbasis pertanian di desa adat Gunung Salak, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan mulai merambah. Sejumlah wisatawan domestik juga sudah mulai kembali.

Mereka bisa menikmati potensi keindahan alam pertanian yang menjadi primadona desa setempat. Baik melalui kegiatan off-road atau menginap di vila.

Bendesa Adat Gunung Salak I Nyoman Suratma, SE mengatakan, seiring kita mulai menghidupkan kembali desa wisata, tentunya secara bertahap kita mulai membuka kembali jalur tracking yang sempat ditutup akibat COVID-19. Termasuk menambahkan konsep pariwisata baru untuk mendukung potensi alamnya, tanpa merusak sektor pertanian yang mendukung pariwisata di Desa Gunung Salak.

“Tahun lalu sudah ada tamu, seperti warga Jakarta yang melakukan kegiatan off-road bersama kami, serta yang lain yang pernah menginap di beberapa vila,” jelasnya, Jumat (14/10).

Meski desa sudah mulai terbuka, desa ini didukung oleh desa adat yang masih berusaha menjaga potensi keindahan alamnya. Salah satunya adalah sektor pertanian yang merupakan potensi alam yang sangat terawat.

Bahkan pihak desa adat menjaga terhadap kemungkinan alih fungsi lahan dengan payung hukum (perarem), agar budaya Bali tidak tergerus oleh budaya luar. Hal ini dilakukan dengan potensi alam yang sangat indah tanpa campur tangan manusia dan merupakan berkah yang besar dari Tuhan.

“Kami sangat menjaga potensi pertanian dan budaya disini, bahkan khusus di bidang kebudayaan, kami juga melakukan kegiatan untuk menggali dan mempromosikan kesenian tradisional yang ada, serta membina Sekaa-Sekaa seperti Sekaa Arja, Sekaa Gong Krama Istri, Sekaa Santi dan melestarikan bahasa daerah melalui Bulan Sastra dan Sastra Bali,” jelasnya.

Mengenai awal mula desa wisata, lanjut Suratma, juga telah dibentuk kelompok kerja untuk mempromosikan dan mempromosikan desa wisata Gunung Salak. Pokja ini melibatkan seluruh komponen masyarakat, baik generasi muda, pemangku kepentingan pariwisata maupun masyarakat lain yang terkait. (Puspawati/Balipost)

Source: www.balipost.com

Related Articles

Back to top button