Berita Wisata

Wisata anak di Bandung bikin ketagihan

Di mana merencanakan perjalanan keluarga? Momen wisata keluarga menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh anak-anak. Jika anak lelah jalan-jalan ke pusat perbelanjaan atau wisata kuliner sejenis, tempat wisata bandung memberikan informasi alternatif kegiatan wisata kepada bapak dan ibu tentunya wisata ramah anak. Artinya, jika diajak ke tempat wisata, anak akan merasa aman, nyaman dan berkesan. Dengan demikian, tempat wisata yang cocok untuk anak-anak harus diciptakan dengan memperhatikan keselamatan, kesehatan dan fasilitas yang memadai dari segi pendidikan.

Berikut adalah tempat wisata anak di bandung yang menurut pengalaman sering membuat anak-anak meminta lebih dan menuntut lebih banyak perjalanan (kecanduan) ke tempat wisata tersebut.

sumber: www.kaskus.co.id

1. Kunjungan Anak ke Gang Sereh, Astana Anyar

Di setiap tempat di Bandung memang banyak orang yang ahli membuat layang-layang. Namun, sangat jarang “anak kucing” ini menjadi kebanggaan Indonesia. Nah, di Gang Sereh, Astana Anyar, Kota Bandung, ada pembuat layang-layang yang terkenal. Namanya Lie Fie Kiat atau bahasa sehari-hari disebut A Kiat. Dia telah memenangkan tingkat dunia pertama di festival layang-layang di Prancis. Sejak saat itu, toko layang-layang tip banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara. Sejak tahun 1970-an, kawasan Astana Anyar dikenal sebagai pusat mainan layang-layang tradisional.

Di tengah persaingan mainan saat ini, anak-anak tentu lebih akrab dengan gadget. Namun, orang tua juga bisa sesekali mengajak anaknya jalan-jalan ke tempat edukasi di Gang Sereh ini. Di sini, anak-anak bisa membuat mainan sendiri, termasuk layang-layang.

Selain melatih motorik kasar, anak juga akan terbiasa bersabar dan rajin membuat mainan tradisional yang tidak akan pernah ketinggalan zaman. Selain berfungsi sebagai toko layang-layang, lokasi usaha A Kiat yang berdiri sejak 1986 ini juga berfungsi sebagai tempat para wisatawan membuat dan bermain layang-layang.

Toko A Kiat ini buka dari jam 10 pagi hingga jam 3 sore. Wisatawan yang berkunjung untuk berlatih membuat layang-layang tidak dipungut biaya. Saya rasa anak-anak akan suka jalan-jalan ke sini, ya.

Foto: Edi Warsidi

2. Taman Ade Irma Suryani Nasution (Taman Lalu Lintas)

Tempat wisata yang didirikan pada tahun 1958 ini tergolong mistis di Bandung. Taman Lalu Lintas atau Taman Ade Irma Suryani Nasution diambil dari nama putri Jenderal AH Nasution, korban kebiadaban komplotan PKI pada 30 September 1965.

Tempat wisata keluarga ini terletak di tengah kota Bandung, Jalan Belitung 1. Saat musim liburan tiba, tempat wisata ini selalu ramai dikunjungi wisatawan. Selain untuk berlibur, taman ini juga menjadi sarana edukasi anak-anak tentang peraturan lalu lintas. Sejak awal, taman ini telah menjadi jalan raya buatan dengan berbagai rambu lalu lintas.

Seiring berjalannya waktu, taman lalu lintas ini juga disulap menjadi taman kota yang teduh, sejuk dan juga tersedia sebagai tempat bermain untuk menghibur anak-anak. Setelah bermain di taman wisata yang sejuk ini, wisatawan disarankan untuk membawa bekal makanan dan minuman yang cukup sesuai dengan jumlah anggota keluarga, pakaian anak, pakaian renang, tikar lipat (untuk duduk-duduk di taman sambil makan siang), sabun cair dan tentunya kamera. untuk mengabadikan momen seru jalan-jalan di Taman Lalu Lintas.

Pengunjung yang ingin bermain dan bersenang-senang di taman ini tidak perlu mengeluarkan biaya yang banyak. Harga tiket kunjungan ke Taman Lalu Lintas adalah Rp 10.000,- sudah termasuk anak-anak 3 tahun ke atas. Harga untuk setiap wahana di taman ini adalah Rp 10.000.

Foto: Edi Warsidi

3. Museum Geologi

Tempat wisata museum favorit Bandung selalu ramai dikunjungi, termasuk Museum Geologi di Jalan Diponegoro 57. Museum ini sering dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara. Museum ini resmi didirikan pada 16 Mei 1928.

Dengan bantuan pemerintah Jepang, museum ini semakin kokoh berdiri dan penggunaannya diresmikan oleh Presiden Megawati Soekarno Putri pada tanggal 23 Agustus 2000. Pada waktu-waktu tertentu, termasuk hari Sabtu dan Minggu, banyak mahasiswa dari luar kota Bandung yang melakukan study visit. ke museum geologi.

Wisatawan akan melihat berbagai koleksi museum dari berbagai fosil, batuan dan mineral. Wisatawan juga dapat mengamati proses terjadinya bencana alam. Bahkan, wisatawan juga mendapat informasi bagaimana memanfaatkan sumber daya alam yang disulap menjadi sumber energi. Koleksi museum ditempatkan di lantai 1 dan 2. Di aula timur lantai 1, wisatawan dapat melihat fosil dinosaurus Tyrannosaurus Rex Osborn dan replika tengkorak manusia purba. Tempat fosil dinosaurus ini bisa menjadi spot favorit pengunjung untuk merekam atau memotret dokumentasi wisatanya.

Setelah berwisata ke museum, wisatawan bisa menuju ke Gedung Sate, salah satu ikon kota Bandung. Gedung ini bisa dijadikan sebagai background foto yang sangat unik. Untuk wisatawan, tiket masuk museum ini sebesar Rp 2.000 (mahasiswa), Rp 3.000 (umum) dan Rp 10.000 (wisatawan asing). Jam buka museum adalah pukul 09:00 hingga 15:30 (Senin hingga Kamis) dan pukul 09:00 hingga 13:30 (Sabtu dan Minggu). Museum tutup pada hari Jumat dan hari libur nasional.

Foto: Edi Warsidi

4. Wisata alam kuda batu

Salah satu objek wisata alam andalan di Bandung Timur yaitu Batu Kuda Manglayang. Nama batu kuda mengacu pada salah satu batu alam berukuran besar, menyerupai bentuk kuda. Batu ini konon menahan air dari Gunung Manglayang sehingga bagian bawah Cibiru dan sekitarnya tidak tergenang air.

Tempat wisata ini terletak di lereng Gunung Manglayang, Cibiru Wetan, Cileunyi, Kabupaten Bandung. Hutan pinus merupakan ciri khas tempat wisata Batu Kuda. Wisatawan dapat mengakses Batu Kuda dengan mobil, sepeda motor dan sepeda. Di Batu Kuda, wisatawan dapat berjalan-jalan di kawasan hutan pinus dan kuda batu, serta kegiatan berkemah (camping).

Peralatan camping bisa dibawa sendiri atau disewa di kawasan wisata ini. Destinasi wisata ini sudah memiliki fasilitas yang lengkap, seperti toilet umum, air pegunungan yang bersih, area parkir dan restoran. Untuk menikmati kunjungan ke Batu Kuda, wisatawan membayar tiket masuk sebesar Rp 5.000 (dewasa atau anak-anak). Parkir kendaraan roda dua dikenakan biaya Rp 2.000, sedangkan parkir mobil dikenakan biaya Rp 5.000.

Foto: Edi Warsidi

5. Kebun Binatang Bandung (Bandung Zoo)

Siapa yang tidak kenal Kebun Binatang Bandung (KBB)? Salah satu tempat wisata legendaris di kota bandung ini tidak pernah sepi pengunjung. Awalnya tempat ini bernama Taman Zoologi Bandung namun pada tahun 1957 diubah namanya oleh pemiliknya, seorang tokoh Sunda bernama Raden Ema Bratakusumah. Nama barunya adalah Yayasan Margasatwa Tamansari.

Tempat wisata ini terletak di Jalan Zoo 6, Lebak Siliwangi, Coblong, Kota Bandung, luasnya sekitar 14 hektar dan merupakan tempat membudidayakan berbagai jenis pohon dan satwa. Pohon tua yang kuat mampu melindungi KKB dari angin dan hujan.

Dengan tiket masuk hari biasa dan hari libur sebesar Rp 50.000, wisatawan dapat melihat berbagai satwa, atraksi satwa dan mengamati berbagai pohon tua. Selain itu, wisatawan juga dapat mencoba menunggang unta, kuda, dan gajah (layanan menunggang kuda seharga Rp 20.000 dan menunggang unta dan gajah masing-masing seharga Rp 30.000).

Setelah puas berwisata ke Kebun Binatang Bandung, saatnya buka makan siang atau makan bersama di food court Kebun Binatang Bandung. KBB ini buka dari pagi hingga sore, mulai pukul 10.00 hingga 16.00 WIB.

Foto: Edi Warsidi

6. Museum Sri Baduga Bandung

Museum Sri Baduga Bandung di Jalan BKR 185 Kota Bandung merupakan museum yang dibangun dengan gaya rumah khas Jawa Barat, berdiri sejak tahun 1974. Tempat wisata ini bersebelahan dengan Lapangan Tegallega dimana Monumen Lautan Api Bandung menjadi tugu peringatan perjuangan para pejuang. rakyat. Jawa Barat untuk mengusir penjajah.

Museum yang luasnya kurang lebih 8.500 m2 ini menyimpan koleksi sejarah yang sangat penting, seperti berbagai koleksi geologi, biologi, etnografi, arkeologi, sejarah, numismatik/lambang, filologi, keramik, seni rupa dan teknologi. Semua koleksi ini disimpan di tiga lantai. Di lantai 1 ditampilkan perkembangan alam dan budaya Jawa Barat.

Di lantai 2 terpampang gaya hidup, mata pencaharian, tata niaga, transportasi nenek moyang Sunda dan makna logo berbagai kabupaten/kota di Jawa Barat. Sedangkan untuk lantai 3 dipamerkan berbagai bentuk dan fungsi wadah, seni dan keramik dari luar negeri.

Museum ini buka setiap hari (Selasa hingga Jumat, pukul 08.00 hingga 16.00 WIB, sedangkan Sabtu hingga Minggu buka dari pukul 08.00 hingga 14.00 WIB). Museum ini tutup setiap hari Senin dan momentum hari libur nasional. Untuk melihat isi koleksinya, wisatawan dewasa membayar tiket Rp 3.000, sedangkan anak-anak membayar Rp 2.000.

Nah, jika Anda pernah berwisata bersama anak-anak di kota bandung sebaiknya para orang tua merencanakan dengan sebaik-baiknya walaupun pada akhirnya anak-anak akan menjadi penentu terlaksana atau tidaknya kegiatan wisata tersebut. Orang tua tidak perlu BT, ikuti saja keinginan anak karena tujuan utama menjenguk anak adalah untuk membahagiakan anak bukan?

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button