Tempat Wisata

Wisata Desa Telemung : Harga Tiket, Foto, Lokasi, Fasilitas dan Tempat

Banyuwangi telah lama menjadi surga bagi peselancar dengan ombak yang besar, angin yang sempurna, dan pantai yang masih asli. Terletak di sisi paling timur pulau Jawa, terdapat juga pelabuhan tempat Anda bisa naik kapal feri antara Jawa dan Bali. Terkenal dengan Segitiga Berlian yang memukau yang terdiri dari Kawah Ijen, Taman Nasional Alas Purwo, dan Taman Nasional Meru Betiri, masing-masing menawarkan pemandangan paling spektakuler yang sayang untuk dilewatkan. Saat ini semakin banyak destinasi ekowisata yang menawarkan pengalaman unik bagi masyarakat setempat.

Kopi dan Banyuwangi sudah ada sejak abad ke-17 ketika Belanda menanam benih untuk ditanam di sini dan diperdagangkan ke Eropa untuk mendapatkan keuntungan besar. Beberapa daerah yang terkenal sebagai penghasil kopi kelas dunia adalah Tamansari, Gombengsari, Kalibendo, Ijen, Raung, Kalibaru, Glenmore dan Telemung. Setiap lokasi memproduksi merek kopi lokal tertentu untuk mempromosikan setiap jenis kopi berkualitas baik. Telemung terkenal dengan Omah Kopi, merek lokal yang telah memperluas produksinya ke pasar internasional untuk Kopi Luwak liarnya.

Terletak di lereng Gunung Ijen, Telemung sedang dikembangkan menjadi resor ekowisata yang menarik. Produk utama Telemung adalah kopi. Perkebunan seluas 330 hektar dikelola oleh petani lokal. “Dengan adanya Omah Kopi di sentra pembuatan kopi Telemung, diharapkan pertukaran pengetahuan tentang pengolahan kopi juga dapat tersampaikan kepada siswa-siswa di sekolah dasar. Mengingat kopi merupakan komoditas penting, anak-anak harus memahami setiap detail prosesnya dan menikmati setiap langkahnya dan semoga terinspirasi untuk menjadi “pengusaha kopi lokal yang dapat meningkatkan perekonomian desa di masa depan,” kata Bupati Banyuwangi, Abdullah. Azwar Anas saat berkunjung ke Telemung. Luas tanahnya 550 hektar dan terdiri dari 5 desa yaitu Dusun Gedor, Dusun Krajan, Dusun Telemung Sari, Dusun Watugepeng dan Dusun Wonosuko.

Tiga jenis kopi tumbuh di kawasan ini: kopi Arabika, Robusta, dan Excelsa. Masing-masing menghasilkan aroma dan rasa yang unik. Suasana Banyuwangi dipengaruhi oleh uap belerang dari Kawah Ijen dan mineral asin dari Selat Bali, yang memberikan cita rasa unik pada buah kopi yang ditanam di sini.

Produk favorit nomor satu Telemung adalah Kopi Luwak yang terbuat dari kotoran musang liar. Seekor mamalia kucing, disebut juga Paradoxurus hermaphroditus, hanya memakan buah kopi terbaik sebagai camilan sehari-hari. Mereka memilih, menelan dan mencerna kulit terluar buah yang manis beserta daging buahnya, meninggalkan biji kopi yang terfermentasi dalam ekskresinya. Proses selektif dan pencernaan biji menghasilkan kopi yang luar biasa dan aromatik. Perlu dicatat bahwa kopi luwak terbaik adalah biji yang berasal dari musang liar dan bukan dari tanaman pertanian, karena musang liar adalah hewan omnivora yang idealnya memakan makanan berlimpah. Variasi makanan yang dimakan hewan merupakan faktor yang meningkatkan rasa dari olahan ekskresi.

Meski dikenal memiliki cita rasa yang sangat nikmat, namun produksi kopi luwak tidak terlalu besar karena merupakan varietas basah sehingga tidak bisa didapatkan setiap hari. Selain itu, luwak yang ada di desa ini juga merupakan keturunan dari luwak liar yang tidak diternakkan di penangkaran. Dalam satu tahun saja, petani kopi luwak hanya mampu menyimpan 5 hingga 10 kilo kopi luwak, namun hasilnya bisa mencapai 100 kilo pada saat panen.

Desa ini juga memiliki Omah Kopi, sebuah rumah bergaya suku Osing yang berfungsi sebagai pusat pembuatan kopi. Tidak hanya kopi, gula merah dan kopiah bambu juga diproduksi di kawasan tersebut.

Jadi mengapa tidak berwisata ke Banyuwangi dan menikmati secangkir kopi luwak panas yang nikmat di Desa Telemung?

Fasilitas di Desa Telemung

Fasilitas yang akan Anda temukan di desa ini tentunya salah satunya adalah pusat pengolahan kopi, dimana nantinya Anda tidak hanya belajar tentang budidaya kopi luwak, namun juga mencicipi minumannya secara langsung. Ada beberapa warung lokal yang juga menjual jajanan pasar yang cocok untuk menikmati kopi.

Desa ini juga memiliki tempat parkir, toilet umum, bahkan musala. Jadi jangan khawatir kekurangan fasilitas. Bagi Anda yang ingin bermalam, Anda bisa mendapatkan izin menyewa kamar dari penduduk setempat yang akan menyambut Anda dengan hangat saat Anda tiba.

Berburu foto di desa Telemung

Bagi Anda yang merupakan penggemar fotografi, beberapa momen dalam perjalanan Anda ke Desa Telemung bisa Anda manfaatkan, seperti: Seperti saat melihat musang liar berkeliaran di sekitar desa atau mengabadikan momen melihat biji kopi luwak yang baru dilepasliarkan sedang diolah hingga mencapai tahap yang tepat. Dapat diseduh sebagai minuman kopi.

Tak hanya kopi seperti yang disebutkan di atas, desa ini juga memiliki pembuat gula merah dan perajin kopiah bambu. Jadi jangan lewatkan tempat wisata yang mungkin tidak Anda temukan di kota Anda sendiri.

Baca Juga: Indahnya Pantai Koto Petai, Pantai Eksotis di Pinggiran Danau Kerinci

Akses jalan menuju desa Telemung

Jika Anda bepergian dari Surabaya atau Jakarta ke Banyuwangi, Anda bisa langsung memilih moda transportasi seperti: B. Pesawat, bus, kereta api, atau malah lebih suka bepergian dengan kendaraan pribadi?

Sesampainya di kota banyuwangi, anda bisa langsung melanjutkan perjalanan menuju desa telemung dengan menggunakan taksi atau angkutan lainnya yang jalurnya sedikit berkelok-kelok dan menanjak.

Biaya masuk ke Desa Telemung

  • Biaya masuk: 0 IDR (gratis)

(Pembaruan September 2023)

Jam buka Desa Telemung

Belum ada informasi pasti mengenai jam buka Desa Telemung, namun Anda bisa mengunjunginya pada pagi hingga sore hari untuk menghabiskan waktu berlibur bersama orang tercinta.

Tips berlibur di Desa Telemung

  • Bawalah kamera agar bisa mengabadikan momen-momen menarik di sana
  • Jangan dibuang
  • Rencanakan perjalanan Anda, jenis transportasi apa yang akan Anda gunakan
  • Kenakan pakaian yang sopan
  • Jika Anda menjumpai hewan ini, jangan ganggu luwak

Source: www.tempatwisata.pro

Related Articles

Back to top button