Berita Wisata

Wisata pantai merupakan potensi andalan desa wisata Hadakewa


300x250-detailbody1 (Komputer dan Ponsel - Langit7.id)

LANGIT7.ID, Jakarta – Desa Wisata Hadakewa terletak di Kabupaten Lembaka, salah satu pulau di Nusa Tenggara Timur. Desa wisata ini memiliki potensi yang bervariasi mulai dari wisata alam, wisata budaya, wisata kuliner, dll.

Kepala Desa Hadakewa Klemens menjelaskan, wisata alam merupakan salah satu potensi utama desa wisata Hadakewa yaitu wisata pantai, karena desa ini terletak di pesisir pantai.

“Karena letaknya yang berada di pesisir pantai, warga desa ini memanfaatkan potensi pantai sebagai wisata tepi laut,” kata Klemens saat dihubungi Langit7, Kamis (22/9/2022).

Baca juga: Ini 7 Langkah Membangun Desa Wisata

Menurutnya, selain wisata alam, desa wisata ini juga memiliki potensi wisata budaya yaitu Bunker Jepang.

“Di laut, kami juga menawarkan aktivitas wisata yang cukup unik, yaitu wisatawan bisa menyaksikan pemancingan ikan teri secara tradisional,” ujarnya.

Lebih lanjut, Clément menjelaskan bahwa ikan teri yang ditangkap kemudian diolah dan dijadikan produk oleh-oleh khas tempat wisata ini.

“Kami juga menawarkan aktivitas snorkeling sebagai salah satu wisata favorit di pantai ini dengan keindahan terumbu karang dan berbagai biota bawah lautnya,” jelasnya.

Menurut Klemens, ada sekitar lima spot untuk snorkeling, juga diving. Kedua kegiatan ini menjadi penopang potensi wisata desa wisata Hadakewa.

“Kalau snorkeling gratis di pantai-pantai wisata atau di luar lima spot terjadwal tidak dipungut biaya, hanya kami sediakan sewa alat snorkeling kepada wisatawan seharga Rp 50.000,” ungkapnya.

Namun, jika wisatawan ingin snorkeling atau menyelam di lima lokasi, akan dikenakan biaya tambahan, karena wisatawan harus mencapainya dengan alat transportasi.

“Jadi kami menyediakan jasa transportasi yaitu kapal atau speedboat. Kisarannya Rp 250.000 hingga Rp 400.000 per perahu dengan kapasitas minimal 2 orang dan maksimal 7 orang,” kata Klemens.

Baca Juga: Pesona Pantai Grigak, Objek Wisata Pantai Tanpa Pasir

Tidak hanya itu, wisatawan juga memiliki fasilitas penunjang di sekitar kawasan wisata, mulai dari kamar mandi, tempat parkir yang cukup luas, kafe, restoran, outing, kios cinderamata, spot foto, akomodasi, area selfie dan lain-lain.

“Kafe ini buka mulai pukul 10.00 WIB hingga pukul 10.00 WIB, sehingga wisatawan yang sudah selesai snorkeling bisa beristirahat sambil makan siang atau sekedar memesan kopi, minuman dingin dan sejenisnya,” ujarnya.

Selain itu, wisatawan juga dapat memesan makanan untuk makan malam dengan live music yang biasanya tersedia di kafe.

“Kami belum merencanakan mushola, tapi tempat wisata ini cukup dekat dengan masjid sehingga wisatawan yang ingin menunaikan ibadah bisa datang ke masjid,” jelasnya.

Klemens juga menjelaskan bahwa wisata budaya juga merupakan salah satu potensi desanya, dimana terdapat beberapa ritual atau tradisi yang umumnya dilakukan oleh masyarakat sekitar.

“Ada beberapa ritual yang kita lakukan yaitu ritual memanggil hujan dan ritual memanggil ikan. Jadi kalau kita di musim hujan kita melakukan ritual memanggil hujan, kemudian jika hasil tangkapan nelayan berkurang kita mengadakan ritual memanggil atau memberi makan ikan sebagai bentuk rasa syukur,” ujarnya.

Menurutnya, ritual tersebut dilakukan dengan syarat dan sedangkan ritual yang biasa dilakukan adalah ritual menjemput wisatawan.

“Kalau ada tamu yang datang rombongan, secara budaya kita terima langsung di depan pintu, makanya kita lakukan ritual jemput mereka untuk masuk ke tempat wisata,” jelasnya.

Menurutnya, ritual yang dilakukan sesuai kedatangan tamu, biasanya warga sekitar menyambutnya dengan tarian khas Kabupaten Lembaka.

(lembut, lembut)

Source: langit7.id

Related Articles

Back to top button