Berita Wisata

Wisata religi tetap menjadi rujukan utama masyarakat dari luar kota saat berkunjung ke Jombang

JOMBANG, KabarJombang.com – Wisata religi, tetap menjadi rujukan utama masyarakat luar Jombang saat berkunjung ke kota Santri.

Dari sini, apa alasan setiap warga luar kota selalu menjadikan wisata religi sebagai referensi tempat kunjungan pertama kali setiap kali ke Jombang?

Kabarjombang.com mencoba mewawancarai beberapa warga luar kota yang sedang melakukan ziarah wisata religi ke Kabupaten Jombang.

Seperti Ahmad Dhani (23), pemuda asal Ngimbang, Lamongan ini mengaku sering jalan-jalan ke Jombang, baik untuk mengunjungi teman atau sekedar lewat.

Namun jika berkunjung ke Jombang, hal pertama yang dilakukan adalah mengunjungi tempat wisata religi. “Tempat pertama yang saya kunjungi tidak diragukan lagi makam orang-orang terkemuka, nah, ziarah ke wali Jombang, saya menyebutnya begitu,” katanya kepada wartawan, Sabtu (5/11/2022).

Dani, demikian panggilan akrabnya, biasanya mengunjungi beberapa wisata religi, seperti Kawasan Wisata Religi Makam Gus Dur di Tebuireng, Makam KH Wahab Hasbullah di Tambak Beras, KH Bisri Syansuri di Pondok Denanyar dan KH Romly Tamim di Pondok Darul Ulum. Rejoso, Peterongan Jombang.

“Jombang terkenal dengan ulamanya. Banyak tokoh yang lahir dari Jombang. Ketika saya masih sekolah, saya juga tahu bahwa memang banyak orang berpengaruh di tanah air yang lahir di Jombang, misalnya Gus Dur dan KH Hasyim Asy’ari ,” dia berkata.

Ia mengaku tidak mengunjungi wisata religi setiap hari Minggu. Kadang dua minggu sekali atau bahkan sebulan sekali.

Sementara itu, Farhan (26), asal Tulungagung, mengatakan wisata religi selalu menjadi tujuan awalnya saat menginjakkan kaki di Jombang.

“Ketika saya ke Jombang, hal pertama yang harus saya kunjungi adalah makam para wali dan tokoh, terutama di empat pondok pesantren. Di Tebuireng, Tambakberas, Denanyar dan Darul Ulum,” ujarnya.

Alasan beliau mengutamakan haji para wali saat berkunjung ke Jombang karena ingin mendapatkan karomah dari para wali yang menurutnya banyak berjasa dalam menyebarkan pemahaman kebaikan.

“Angka-angka ini dibicarakan oleh semua orang, tentu karomahnya masih ada. Berziarah dan berziarah untuk berdoa, semoga apa yang telah dia lakukan dalam hidupnya, bisa saya lanjutkan”, a- jelasnya.

Farhan biasanya mengunjungi setiap makam tokoh Jombang dan tidak sendirian. Tapi dengan pasangannya baik satu atau dua orang. “Kalau ke sini (Jombang), tidak sendiri. Kadang bersama teman-teman,” ujarnya.

Kabupaten Jombang sendiri memang dikenal dengan semboyan kota Santri. Beberapa pesantren besar juga ada di Jombang, bahkan organisasi keagamaan terbesar Nahdlatul Ulama (NU) juga lahir di Jombang. Tak heran, jika masyarakat luar Jombang menjadikan wisata religi sebagai referensi utama saat berkunjung ke Jombang.

Sebagai catatan, dalam beberapa hari terakhir, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf RI) juga telah menyiapkan sejumlah program ekonomi kreatif untuk mengembangkan wisata religi di Kabupaten Jombang.

Hal itu disampaikan langsung Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno kepada Bupati Jombang Mundjidah Wahab di Pendopo Kabupaten Jombang, Sabtu (8/10/2022) malam.

Sandiaga mengatakan pihaknya telah menyiapkan beberapa program untuk sentra ekonomi kreatif dan wisata religi dan wisata yang sudah ada di Kabupaten Jombang.

Pengembangan sentra ekonomi kreatif di sejumlah sirkuit keagamaan seperti makam Gus Dur dan makam KH. Abdul Wahhab Hasbullah.

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button