Berita Wisata

Wisatawan memilih camping di lereng Ranti

LICIN, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Kecantikan api biru tidak menjadi satu-satunya tujuan wisatawan yang datang ke kawah Ijen. Meski ada pembatasan kunjungan akibat meningkatnya aktivitas vulkanik di gunung aktif tersebut, wisatawan tetap berduyun-duyun ke Ijen.

pengawasan Jawa Pos Radar Banyuwangi, wisatawan memiliki banyak pilihan saat berkunjung ke Taman Wisata Alam (TWA) Ijen. Selain terus mendaki untuk menikmati lanskap Di puncak gunung, ada wisatawan bersantai dengan mendirikan tenda di dekat pos Gunung Ranti dan Paltuding.

Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Banyuwangi Andika Rahmat Hidayat mengatakan, pembatasan pendakian tidak mempengaruhi kunjungan wisatawan. Agen Perjalanan dan Wisata memandu masih bisa menjual Ijen meski tanpa Cahaya biru. “Kami masih bisa menawarkan pemandangan kawah dan perasaan melihatnya Matahari terbit di Ijen. Pendakian pagi selalu menarik, kami juga menggabungkannya dengan wisata lain seperti air terjun di sekitar Glagah, Licin, dan Kemiren, ”kata Andika.

Belum lagi wisatawan yang datang ke Ijen secara individual. Mereka punya cara lain untuk menikmati Ijen tanpa harus berburu api biru. “Wisatawan yang datang ke Ijen tidak harus melihatnya api biru. Apalagi sekarang dia masih di dalam musim sepi“Setelah Maret, kita bisa melihat dampak pembatasan kunjungan wisatawan seperti apa,” jelasnya.

Kepala Desa Tamansari Rizal Syahputra menambahkan dalam 15 hari terakhir sejak awal Januari lalu jumlah wisatawan yang lalu lalang tempat istirahat Jambu hingga Ijen cenderung stabil. Ada 6.419 orang yang pergi ke Ijen tempat istirahat Jambu biji. Per hari rata-rata ada 427 orang yang ingin ke Ijen via Tamansari. “Mau ke Ijen atau Ranti, jelas tidak ada perubahan yang signifikan,” kata Rizal.

Desa Tamansari selama ini menjadi kawasan pendukung wisata Kawah Ijen. Belakangan, desa tersebut mulai menjual beberapa paket wisata. Tidak hanya wisatawan dari Ijen saja yang diincar, tetapi juga wisatawan umum yang memang ingin berkunjung ke Banyuwangi. “Pekerjaan homestay kita lihat sudah mulai meningkat. Awal tahun lalu 23 homestay semuanya terisi penuh,” kata Rizal. (gratis/aif)

LICIN, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Kecantikan api biru tidak menjadi satu-satunya tujuan wisatawan yang datang ke kawah Ijen. Meski ada pembatasan kunjungan akibat meningkatnya aktivitas vulkanik di gunung aktif tersebut, wisatawan tetap berbondong-bondong ke Ijen.

pengawasan Jawa Pos Radar Banyuwangi, wisatawan memiliki banyak pilihan saat berkunjung ke Taman Wisata Alam (TWA) Ijen. Selain terus mendaki untuk menikmati lanskap Di puncak gunung, ada wisatawan bersantai dengan mendirikan tenda di dekat pos Gunung Ranti dan Paltuding.

Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Banyuwangi Andika Rahmat Hidayat mengatakan, pembatasan pendakian tidak mempengaruhi kunjungan wisatawan. Agen Perjalanan dan Wisata memandu masih bisa menjual Ijen meski tanpa Cahaya biru. “Kami masih bisa menawarkan pemandangan kawah dan perasaan melihatnya Matahari terbit di Ijen. Pendakian pagi selalu menarik, kami juga menggabungkannya dengan wisata lain seperti air terjun di sekitar Glagah, Licin, dan Kemiren, ”kata Andika.

Belum lagi wisatawan yang datang ke Ijen secara individual. Mereka punya cara lain untuk menikmati Ijen tanpa harus berburu api biru. “Wisatawan yang datang ke Ijen tidak harus melihatnya api biru. Apalagi sekarang dia masih di dalam musim sepi“Setelah Maret, kita bisa melihat dampak pembatasan kunjungan wisatawan seperti apa,” jelasnya.

Kepala Desa Tamansari Rizal Syahputra menambahkan dalam 15 hari terakhir sejak awal Januari lalu jumlah wisatawan yang lalu lalang tempat istirahat Jambu hingga Ijen cenderung stabil. Ada 6.419 orang yang pergi ke Ijen tempat istirahat Jambu biji. Per hari rata-rata ada 427 orang yang ingin ke Ijen via Tamansari. “Mau ke Ijen atau Ranti, jelas tidak ada perubahan yang signifikan,” kata Rizal.

Desa Tamansari selama ini menjadi kawasan pendukung wisata Kawah Ijen. Belakangan, desa tersebut mulai menjual beberapa paket wisata. Tidak hanya wisatawan dari Ijen saja yang diincar, tetapi juga wisatawan umum yang memang ingin berkunjung ke Banyuwangi. “Pekerjaan homestay kita lihat sudah mulai meningkat. Awal tahun lalu 23 homestay semuanya terisi penuh,” kata Rizal. (gratis/aif)

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button