Berita Wisata

Wisuda 2022, Universitas Prasetiya Mulya mengusung tema “Embarking on Fundamental Reset” dan mengajak wisudawan untuk mencintai lingkungan

JAKARTA, KOMPAS.com – Universitas Prasetiya Mulya menggelar Wisuda Offline “Embarking for Fundamental Reset” di Plenary Hall Jakarta Convention Center (JCC) Senayan Jakarta Pusat pada Selasa (6/12/2022).

Sebanyak 1.404 mahasiswa sarjana (S1) dan magister (S2) diwisuda hari itu. Tahun ini, program studi sarjana (S1) Hukum Bisnis Internasional, S1 Teknik Desain Produk dan Magister Manajemen (MM) Analisis Bisnis Terapan meluluskan wisudawan pertamanya.

Seperti wisuda sebelumnya, Universitas Prasetiya Mulya memberikan hadiah kepada mahasiswa dengan predikat cum laude. Kampus juga memberikan hadiah untuk Program Akademik Terbaik, Prestasi Terbaik Terbaik, Kontribusi Terbaik untuk Pembelajaran, dan Kepemimpinan Terbaik, Kewirausahaan, Kedewasaan Berpikir Analitis, Hubungan Interpersonal, komunikasi dan kesuksesan (LEAMICA).

Kemudian, Best Contributor in Community Development, STEM Graduate Award dan Best Woman in STEM Graduate Awards juga diberikan kepada mahasiswa terpilih.
Special STEM Graduate Award diberikan oleh perusahaan rekanan Universitas Prasetiya Mulya yaitu Dexa, Pharos, MSIG, Nutrifood dan AFTECH.

Rektor Universitas Prasetya Mulya, Prof Djisman S Simandjuntak mengatakan, tema wisuda tahun 2022 ini sama dengan grand theme perayaan Dies Natalis ke-40 Universitas Prasetya Mulya.

Baca Juga: Bertema ‘Embracing Fundamental Reset’, Perayaan Dies Natalis ke-40 Universitas Prasetiya Mulya Gelar Beragam Acara

Pemilihan tema didasarkan pada dua faktor, yaitu ketimpangan sosial dan ekonomi serta pemanasan global dan penurunan tingkat keanekaragaman hayati di Bumi.

Menurut Profesor Djisman, sistem Bretton Wood yang dianut masyarakat internasional sudah tidak relevan lagi dengan evolusi kekuatan ekonomi global. Oleh karena itu, perlu dilakukan penataan ulang atau reorganisasi dengan membangun sistem tatanan dunia baru.

Tidak hanya dalam tatanan global, lanjut Profesor Djisman, reset juga diperlukan di lingkungan. Memang, kerusakan ekosistem dan pemanasan global sudah pada tahap yang memprihatinkan.
Oleh karena itu, Universitas Prasetiya Mulya menyelenggarakan kegiatan penanaman 1.454 mangrove di Pulau Harapan, Kepulauan Seribu dan Taman Wisata Alam Mangrove Angke, Jakarta Utara, sebagai bagian dari wisuda tahun 2022.

“Saya ingin lulusan melihat Bumi bukan sebagai milik manusia, tapi manusia sebagai bagian dari Bumi. Melihat Bumi bukan sebagai benda mati, tapi sebagai makhluk hidup. Manusia melihat Bumi sebagai Gaia, ibu dari segala kehidupanujarnya kepada Kompas.com di sela-sela upacara penanaman mangrove di Taman Wisata Alam Mangrove, Jakarta Utara, Jumat (25/11/2022).

Adapun dalam upacara tersebut, tidak kurang dari 40 bibit mangrove ditanam oleh perwakilan wisudawan. Angka ini juga mewakili usia Universitas Prasetya Mulya.

Profesor Djisman menambahkan, kegiatan penanaman itu didasari kondisi mangrove yang sudah rusak. Padahal, seperlima mangrove dunia terdapat di Indonesia dan memiliki peran krusial dalam memulihkan Bumi. Rusaknya ekosistem mangrove juga berkontribusi terhadap kepunahan sejumlah spesies.

“Dalam 10 sampai 20 tahun ke depan, lulusan tahun 2022 akan menjadi pemimpin negara. Oleh karena itu, kami mendorong mereka menjadi pemimpin yang sadar akan hidup hijau berkat penanaman ini, ”katanya.

Baca Juga: Dukung Penguatan Bisnis Keluarga di Indonesia, Universitas Prasetiya Mulya Gelar Forum Ilmiah Internasional

Prof Djisman melanjutkan, kerusakan mangrove menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat. Oleh karena itu, sebagai lembaga pendidikan mengajak mahasiswa untuk melakukan langkah-langkah kecil untuk memperbaiki kerusakan tersebut.

“Hal-hal kecil seperti yang kita lakukan saat ini akan berdampak besar bagi Bumi. Ini yang ingin kami tanamkan pada lulusan,” ujarnya.

Profesor Djisman berharap para lulusan tidak hanya berhasil dalam karir profesionalnya, tetapi juga berhasil menjadi manusia yang sadar akan alam.

“Selamat kepada para wisudawan. Sekarang kami labeli Anda sebagai pecinta mangrove. Ke mana pun Anda pergi, bawalah bakau dalam diri Anda,” perintahnya.

Selain itu, ia juga berharap wisudawan tahun ini bisa penduduk asli digital mampu menumbuhkan pandangan positif terhadap ilmu pengetahuan dari segala pelajaran dan pengalaman selama berkuliah di Universitas Prasetiya Mulya Mulya.

“Dengan berwawasan positif terhadap sains, mahasiswa bisa menjadi manusia yang rendah hati,” ujarnya.

Vincentius Christopher Calvin, SMAt, lulusan School of Applied Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) program gelar Matematika Bisnis menerima Pharos Award sebagai Lulusan Matematika Bisnis Terbaik. Vincentius Christopher Calvin, SMAt, lulusan School of Applied Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) program gelar Matematika Bisnis menerima Pharos Award sebagai Lulusan Matematika Bisnis Terbaik.

Upaya Universitas Prasetiya Mulya dalam memberikan pendidikan terbaik meninggalkan kesan yang baik di hati para wisudawan. Hal tersebut disampaikan langsung oleh salah satu lulusan MM Analisis Bisnis Terapan, Anisatur Rokhman, saat acara wisuda.

“Melihat ke belakang, perjuangan selama menuntut ilmu di Universitas Prasetya Mulya adalah salah satu masa yang mengakar sebelum beranjak dewasa. Terima kasih Prasetya Mulya,” kata Anis.

Sementara untuk lulusan S1 Hukum Bisnis Internasional, Yeselia Salim, Universitas Prasetiya Mulya seperti Bak pasir yang melihat percobaan siswa.

“Saya melihat Universitas Prasetiya Mulya sebagai lingkungan dimana kita membuat kesalahan sebanyak yang kita inginkan dalam lingkungan yang positif. Terima kasih telah menjadi bagian dari hidup kami,” kata Yeselia.

Kesan lain datang dari lulusan S1 Matematika Bisnis, Vincentius Christopher Calvin. Baginya, pengalaman berkuliah di Universitas Prasetiya Mulya merupakan momen yang sangat berkesan.

“Pengalaman belajar di Universitas Prasetya Mulya memberikan kita kemampuan untuk beradaptasi dengan segala situasi dan beradaptasi dengan segala kondisi. Saya sendiri pernah melihat teman-teman dari bidang yang sama bisa magang di perusahaan besar. Walaupun berat, kita semua bisa melewatinya,” kata Calvin.

Premi demografis, hidup hijaudan pendidikan

Lulusan Universitas Prasetya Mulya tahun akademik 2021/2022 menanam mangrove di Taman Wisata Alam Mangrove, Jakarta Utara pada Jumat (25/11/2022). Lulusan Universitas Prasetya Mulya tahun akademik 2021/2022 menanam mangrove di Taman Wisata Alam Mangrove, Jakarta Utara pada Jumat (25/11/2022).

Semangat “Embarking on the Fundamental Reset” juga ditanamkan kepada mahasiswa yang masih menyelesaikan masa studinya sebagai bentuk dukungan dalam membangun sumber daya manusia (SDM) yang unggul.

Seperti kita ketahui, baik lulusan maupun mahasiswa yang masih aktif merupakan bagian dari bonus demografi yang akan mencapai puncaknya pada tahun 2030.

Menurut Prof Djisman, bonus demografi hanya akan terjadi jika generasi baru lebih pintar dari generasi sebelumnya. Oleh karena itu, ia menanamkan prinsip modal manusia kepada semua siswa. Prinsip ini meliputi pengetahuan, literasi, keterampilan teknisdan keterampilan umum.

“Salah satu unsur di keterampilan umum adalah peraturan Emas. Siswa harus memperlakukan masyarakat sebagaimana mereka ingin diperlakukan. Jika semua komponen modal manusia dimiliki, mereka tidak akan merasa lebih unggul dari yang lain,” kata Profesor Djisman.

Baca Juga: Universitas Prasetiya Mulya ajak wisudawan untuk mendongkrak persepsi positif terhadap sains

Agar mampu bersaing secara global, lanjutnya, Universitas Prasetiya Mulya menanamkan semangat kompetisi dan kerjasama di kalangan mahasiswa. Dalam hal kompetisi, kampus memfasilitasi keikutsertaan mahasiswa dalam kompetisi, baik yang berskala kampus maupun nasional dan internasional.

Semangat kompetisi berhasil mengharumkan nama kampus. Pada tahun 2022, akan ada 75 mahasiswa berprestasi baik nasional maupun internasional.
Kemudian, keterampilan kolaboratif mahasiswa Universitas Prasetiya Mulya ditingkatkan melalui tugas dan proyek bersama.

“Posisi kita dalam rantai pengetahuan ada di setengah jalan. Dengan kata lain, kami menerapkan pengetahuan secara teoritis untuk berlatih. Oleh karena itu, program kami mempromosikan kewirausahaan dan penciptaan teknologi. Untuk mendukung hal tersebut, kampus menawarkan program magang dan Kerja sama dengan sejumlah perusahaan rekanan,” kata Profesor Djisman.

Selain membangun karakter kolaboratif, lanjut Profesor Djisman, Universitas Prasetiya Mulya juga akan terus membangkitkan semangat. hidup hijau untuk membantu mencapai emisi nol bersih atau emisi nol bersih (NZE) pada tahun 2060.

Dikatakannya, Universitas Prasetiya Mulya sebagai institusi pendidikan ingin membantu Indonesia berpartisipasi dalam melahirkan manusia yang dapat menjadi bagian dari transisi energi ke energi terbarukan.

“Di Universitas Prasetiya Mulya, kami memiliki program S1 Renewable Energy Engineering, melalui program S1 ini kami akan berupaya mencapai efisiensi energi sambil mempelajari transisi menuju efisiensi energi. energi terbarukan,” dia berkata.

Untuk menanamkan pengetahuan tentang reset pada mahasiswa, kata Prof Djisman, pihaknya memberikan literasi dan informasi melalui kurikulum yang diajarkan.

Saat ini Universitas Prasetiya Mulya sedang merancang program dengan Global Affairs di University of Waterloo, Kanada untuk merevitalisasi institusi ekonomi yang diperlukan untuk transisi menuju kehidupan hijau atau hidup hijau.

“Selain itu, kami juga menjaring lebih banyak profesional bisnis hidup hijau. Sebelumnya, banyak mitra kami adalah perusahaan nirlaba yang sukses. Sekarang kami ingin memperluas kemitraan kami yang tidak hanya berhasil menghasilkan keuntungan, tetapi juga khawatir dengan hidup hijau apa yang ingin kita lakukan,” katanya.

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button