Berita Wisata

Jalan beton di tengah hutan dan perkebunan, menggerakkan perekonomian warga

Jalan beton ini menghubungkan kawasan wisata Pangalengan dan Ciwidey.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Jalur transportasi ibarat tumpuan ekonomi global. Adanya jalan yang menghubungkan satu tempat dengan tempat lain memudahkan pergerakan orang, barang dan jasa.

Mobilitas inilah yang kemudian menggerakkan berjalannya perekonomian, mulai dari penduduk lokal di tingkat lokal, regional, hingga berdampak pada perekonomian nasional.

Dalam beberapa tahun terakhir, jalan yang menghubungkan dua kawasan wisata di selatan Bandung, Ciwidey dan Pangalengan, telah terhubung dengan sempurna. Jalan beton mulus itu terbentang dari kawasan Pusat Penelitian Teh Gambung dan Kina hingga Pangalengan.

Rute sepanjang 15 km ini melintasi berbagai kontur jalan dan lanskap. Mulai dari jalan datar menanjak hingga berkelok-kelok dengan landscape berupa perkebunan teh hingga hutan lebat di kanan kiri jalan.

Jalan beton mulus ini seakan kontras dengan suasana di tengah hutan lebat dan perkebunan. Jalan mulus di tengah hutan terkadang terkesan ironis dibandingkan jalan rusak yang melewati pemukiman warga di luar kawasan perkebunan.

Adanya jalan beton ini memudahkan mobilitas warga dan wisatawan menuju destinasi wisata Pangalengan dan Ciwidey. Jalur ini sering dipilih wisatawan dengan menggunakan mobil pribadi, sepeda motor bahkan sepeda.

Selain memperpendek jarak tempuh, jalur ini menjanjikan suasana dan pemandangan yang asri. Kontur rute yang dilalui relatif nyaman bagi pengendara tanpa tanjakan atau turunan yang curam.

Destinasi wisata baru bermunculan di jalur ini. Sebut saja Wisata Alam Riung Gunung Pangalengan yang menawarkan spot foto, camping ground dan wisata alam di tengah perkebunan teh Riung Gunung.

Sejumlah restoran dan kafe pun bermunculan, termasuk di kawasan perbatasan antara hutan dan kebun teh. Belum lagi sejumlah destinasi wisata yang menawarkan wisata glamping alias glamour camping di sepanjang jalur ini.

Alhasil, jalur ini tampak ramai setiap akhir pekan. Kita sering melihat konvoi kendaraan roda dua dan empat yang lalu lalang. Dari lorong sederhana hingga berhenti dan di malam hari.

Plus, mudah ditebak, roda perekonomian berputar. Penduduk lokal mendapatkan penghasilan tambahan dengan menyediakan jasa parkir, bekerja di tempat wisata, dan membuka toko mie instan.

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button