Tempat Wisata

Museum Pribadi Tumurun: Berbagai Koleksi Unik dan Kuno Januari 2024

Museum Swasta Temurun

  • Biaya masuk: Bebas
  • Jam buka: 13.00 – 15.00
  • Nomor telepon: +622717463320
  • Alamat lokasi : Jl. Kebangkitan Nasional No.2/4, Sriwedari, Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia, 57141

Tempat wisata berupa museum mungkin kurang diminati generasi milenial. Tapi siapa bilang museum selalu membosankan? Buktinya adalah Museum Pribadi Tumurun yang terletak di kota Surakarta atau Solo. Yang menyuguhkan karya-karya menakjubkan bahkan bisa dengan mudah di-Instagram-kan sebagai objek foto.

Disebut museum pribadi karena museum ini merupakan koleksi pribadi. Namun pengunjung bebas masuk. Namun tentunya ada beberapa aturan yang harus dipatuhi. Jika itu milik pribadi, siapa pemilik museum pribadi ini?

Biaya masuk Museum Swasta Tumurun

Saat memasuki museum ini, pengunjung menyaksikan mahakarya yang luar biasa. Suasana tempatnya yang modern membuat pengunjung mengira tiket masuknya mahal. Namun hal ini berbanding terbalik karena harganya yang sangat terjangkau. Meski tanpa biaya masuk, pengunjung bebas masuk ke sini.

Biaya masuk
Tiket masuk Bebas

Baca: Tiket solo dan atraksi THE HERITAGE PALACE

Jam operasional

Untuk mengunjungi museum ini wisatawan perlu memperhatikan waktu dan hari kunjungan. Karena waktu operasionalnya berbeda-beda setiap harinya. Dan berbeda dengan tempat wisata lainnya, waktu berkunjung lebih singkat di akhir pekan. Dan sesekali pihak museum membuka rencana khusus dengan sistem tersebut Acara dengan mengirimkan surat melalui email.

Jam operasional
Selasa Minggu 13.00 – 15.00

Pemilik museum pribadi Tumurun

Salah satu ruangan di Museum TumurunSalah satu ruangan di Museum TumurunSalah satu ruangan di Museum Tumurun. Foto: Gmap/Rendy Suryo

Karena museum ini adalah koleksi pribadi, pengunjung harus mengatur kunjungannya. Caranya dengan mengirimkan email atau WhatsApp kepada pengelola tiga hari sebelumnya. Meskipun aksesnya tampak rumit, itu akan bermanfaat setelah Anda masuk. Pengunjung akan melihat mahakarya indah karya sang maestro seni.

Terdapat sekitar 120 koleksi karya seni di museum ini. Pendiri dan pemilik museum adalah raksasa tekstil Sri Rejeki Isman (Sritex) Group. Ini adalah koleksi keluarga HM ​​Lukminto yang hobi mengoleksi karya seni. Museum ini telah diwariskan dari generasi ke generasi dan oleh karena itu disebut “Museum Tumurun”.

Baca: 11 Tempat Wisata Terbaik di Solo

Museum ini dirawat dengan sangat baik oleh pemilik dan pengelolanya. Akses pengunjung juga dibatasi dan tidak bisa datang begitu saja. Pengunjung juga harus mematuhi aturan yang ditetapkan. Hal ini untuk memastikan karya seni tetap dalam kondisi baik dan tidak rusak.

Berhati-hatilah saat mengunjungi museum

Lukisan di Museum TumurunLukisan di Museum TumurunLukisan di Museum Tumurun. Foto: Gmap/Aulia Dian Permata

Museum Tumurun menerapkan peraturan yang cukup ketat bagi pengunjung. Aturan tersebut antara lain tidak diperbolehkan membawa makanan, minuman, dan tas.

Pengunjung hanya diperbolehkan membawa kamera atau ponsel, barang bawaan lainnya tetap berada di depo. Dan penggunaan flash tidak diperbolehkan saat mengambil foto atau video.

Pengunjung mengambil bagian dalam tur berpemandu yang berlangsung sekitar satu jam. Di sini pemandu Anda akan menjelaskan berbagai karya seni yang akan Anda lewati. Setiap karya seni memiliki barcode yang dapat dipindai pengunjung dengan smartphone. Namun perlu diingat bahwa pengunjung tidak diperbolehkan mengambil atau menyentuh karya seni dan koleksi lainnya.

Baca: Tiket & Pesona Keraton Surakarta Hadiningrat

Koleksi Museum Tumurun

Mobil klasik Dodge 1948Mobil klasik Dodge 1948Mobil klasik Dodge 1948. Foto: Gmap/AISYAH S

Museum ini terdiri dari dua lantai, namun pengunjung umum hanya diperbolehkan mengakses lantai satu saja. Pasalnya di lantai dua terdapat karya seni maestro kondang yang sayangnya telah meninggal dunia. Selain itu, pekerjaan tersebut sudah sangat tua sehingga rapuh. Oleh karena itu, ada kekhawatiran karya seni ini rusak jika dikunjungi pengunjung.

Di lantai satu, pengunjung akan disambut dengan berbagai koleksi mobil antik milik pemilik museum. Mobil antik seperti Dodges tahun 1948 hingga Mercedes-Bens tahun 1972. Semuanya terlihat sangat rapi dan memiliki warna yang mengkilat. Pengunjung boleh mengambil foto di dekatnya, namun tetap tidak diperbolehkan memegang apalagi memanjatnya.

Baca: Tiket & Wahana Solo Royal Water Adventure

Ada juga karya yang menarik perhatian dan sangat Instagrammable. Yaitu patung yang sangat tinggi dengan mata berwarna biru dan merah. Berbagai lukisan unik dan menarik terpampang di setiap sisi dinding. Setiap lukisan mempunyai makna tersendiri yang diberikan oleh pelukisnya.

Patung mata di tengah museum

Changin Perspective adalah patung Wedhar Riyadi berukuran besar berwarna biruChangin Perspective adalah patung Wedhar Riyadi berukuran besar berwarna biruChangin Perspective adalah patung Wedhar Riyadi berukuran besar berwarna biru. Foto: Gmap/marudesign Indonesia

Mengubah perspektifPatung Wedhar Riyadi raksasa bermata biru ini pernah menjadi ikon ARTJOG 2017. Patung ini berbentuk mata raksasa melayang yang memiliki makna mendalam. Inilah pentingnya privasi di era media sosial saat ini.

Sang maestro ingin menyampaikan karya seninya kepada semua orang yang mempunyai media sosial. Bahwa mereka tidak lagi memiliki privasi karena media sosial. Sebab, bentuk patung ini memperlihatkan banyak mata.

Tepat di sebelah Mata Biru terdapat patung Mata Merah setinggi 5 meter. Di bawah mata merahnya ada sepasang kaki. Artinya, teknologi kini menjadi mata yang memantau pergerakan manusia.

Koleksi lukisan di Museum Tumurun

Salah satu lukisan yang dipamerkan adalah lukisan karya Heri Dono yang berjudul Badman dan Superbad (2013). Lukisan ini memperlihatkan dua orang berkostum superhero, sebuah pesawat terbang, dan seseorang berkostum polisi.

Lukisan ini menyampaikan pesan kritik Heri terhadap perang antara Amerika Serikat dan Irak. Pesawat tersebut melambangkan peristiwa 11 September ketika World Trade Center diserang.

Ada juga karya seni lainnya seperti “Mencari Yang Hilang” karya I Made Djirna. Ada pula “Baba

Lokasi Museum Tumurun

Lokasi museum ini berada di tengah kota. Alamatnya Jalan Kebangkitan Naisonal No.2/4, Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta. Dipagari dengan konsep putih modern, tidak ada papan tanda. Jadi pengunjung mengira itu hanya rumah besar.

Source: travelspromo.com

Related Articles

Back to top button