Tempat Wisata

Istana Kepresidenan Bogor: harga tiket, foto, lokasi, fasilitas dan tempat

Salah satu keunikan Istana Bogor adalah keberadaan rusa yang menurut sejarah didatangkan langsung dari Nepal dan keberadaannya masih terjaga hingga saat ini.

Selama ini sudah menjadi kebiasaan warga Bogor dan sekitarnya jika datang di hari Sabtu, Minggu, atau hari libur lainnya untuk berjalan-jalan di sekitar Istana Bogor atau sekadar memberi makan rusa-rusa yang hidup dan berkeliaran di sekitar Istana Bogor. Pengunjung diperbolehkan memberi makan rusa dengan pakan wortel yang diperoleh dari petani tradisional yang selalu bersedia menjual wortel tersebut. Meski Istana Bogor sudah tidak digunakan lagi untuk kegiatan kenegaraan dan masyarakat umum diperbolehkan mengunjungi tempat ini secara berkelompok, namun syaratnya harus mendapat izin terlebih dahulu dari Sekretariat Negara atau kepala rumah tangga presiden.

Asal Usul Istana Kepresidenan Bogor

Istana Bogor asli dibangun atas permintaan warga Belanda yang bekerja di Jakarta. Dahulu Jakarta bernama Batavia. Pembangunan gedung ini dimaksudkan untuk dijadikan tempat peristirahatan karena dirasa kota Batavia terlalu panas dan sangat sibuk. Oleh karena itu, mereka mencari tempat yang berhawa sejuk untuk beristirahat. GW Baron yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Jenderal Belanda melakukan penelusuran lokasi hingga akhirnya berhasil menemukan lokasi yang cukup strategis bernama Desa Baroe. Peristiwa ini terjadi pada 10 Agustus 1744.

Pada tahun 1745, Gubernur Jenderal Van Imhoff memerintahkan pembangunan sebuah wisma, yang kemudian diberi nama Buitenzorg, yang berarti “bebas dari masalah atau kesulitan”. Pembangunannya mencontoh arsitektur Istana Blenheim, kediaman Duke of Malborough dan dekat dengan kota Oxford, Inggris. Bangunan ini juga dirancang dan dirancang oleh Van Imhoff sendiri.

Hingga akhirnya proses pembangunan dilanjutkan oleh Gubernur Jenderal Jacob Mossel yang memerintah antara tahun 1750 hingga 1761. Seiring berjalannya waktu, bangunan kokoh ini rusak parah akibat serangan penduduk Banten yang anti kompeni. Perang ini dilakukan oleh Kiai Tapa dan Ratu Bagus Buang dan dikenal dengan Perang Banten tahun 1750-1754.

Selanjutnya wisma ini diperluas dengan merombak bangunan induk menjadi dua tingkat dan memperluas area kiri dan kanan bangunan. Perluasan lahan ini tepatnya terjadi pada masa Gubernur Jenderal Willem Deandels yang menjabat pada tahun 1808 hingga 1811. Halaman yang agak luas ini dihiasi dengan kedatangan enam pasang rusa tutul dari perbatasan India-Nepal.

Selanjutnya perubahan besar terjadi dengan dibangunnya menara di tengah bangunan utama. Hal ini terjadi pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Baron Van Der Capellen yang menjabat pada tahun 1817 hingga 1826. Kemudian kawasan sekitar istana diubah menjadi kebun raya.

Pada tanggal 10 Oktober 1834 terjadi gempa bumi dan merusak istana. Gempa ini terjadi akibat letusan Gunung Salak. Istana Bogor kembali direnovasi, namun tidak bertingkat. Renovasi ini dilakukan pada tahun 1850 pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Albertus Jacob Duijmayer van Twist dan mengadopsi gaya arsitektur Eropa abad ke-19. Selanjutnya pada tahun 1870, istana ini menjadi kediaman resmi Gubernur Jenderal Hindia Belanda dan penghuni terakhir istana ini adalah Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborg Stachourwer.

Setelah masa kemerdekaan, tepatnya pada bulan Januari 1950, Istana Bogor mulai digunakan oleh pemerintah Indonesia. Istana Bogor mulai beralih fungsi menjadi kantor urusan kepresidenan dan menjadi kediaman resmi Presiden Republik Indonesia. Sebuah pilira dengan sepuluh pilar penyangga bergaya Ionic kemudian ditambahkan pada bagian depan bangunan. Ada juga enam kolom tambahan yang terintegrasi ke dalam teras, dengan gaya arsitektur yang sama. Renovasi ini terjadi pada tahun 1952.

Berkat restu Presiden Soeharto, Istana Bogor akhirnya resmi dibuka untuk wisata umum pada tahun 1968. Kemudian istana ini menjadi tempat pertemuan tahunan para menteri perekonomian APEC (Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik), dan di sanalah diterbitkan Deklarasi Bogor.

Baca juga: Belajar sambil berlibur di Kebun Raya Bogor

Lokasi dan akses ke Istana Kepresidenan Bogor

Letak istana presiden di Jl. Ir. H. Juanda No. 1 Desa Paledang, Kabupaten Bogor Tengah, Provinsi Jawa Barat. Lokasinya sangat mudah dijangkau karena berada di pusat kota Bogor.

Syarat mengunjungi Istana Bogor

  • Masyarakat umum yang ingin mengunjungi tempat ini tidak dipungut biaya apapun
  • Usia minimal pengunjung adalah 10 tahun
  • Jadwal kunjungannya adalah Senin hingga Kamis pukul 09.00 hingga 14.00 WIB. Pada hari Jumat pukul 09.00 hingga 11.00 WIB dan pukul 14.00 hingga 16.00 WIB.
  • Masuk ke Istana Bogor melalui Gerbang III Istana Bogor.
  • Jika menggunakan bus, Anda bisa parkir di tempat parkir bus wisata.

Source: www.tempatwisata.pro

Related Articles

Back to top button