Tempat Wisata

Museum Negara: Biaya masuk, foto, lokasi, fasilitas dan lokasi

Sejarah Museum Tanah

Berawal dari berdirinya Laboratorium für Agrogeologie en Grond Onderzoek yang merupakan bagian dari Lands Plan Indeedin pada masa pemerintahan Belanda pada tahun 1905 atau sekarang lebih dikenal dengan nama Kebun Raya Bogor. Pada tahun 1942 menjadi Institut Bodemwissen. Pada masa penjajahan Jepang, Istitut Bodemkunig berganti nama lagi menjadi Dozyoobu. Baru setelah Republik Indonesia memproklamirkan kemerdekaan, nama Institut Bodemkunig kembali digunakan.

Lebih khusus lagi, situs ini berganti nama menjadi “Lembaga Penelitian Tanah” pada tahun 1950 dan kembali menjadi “Lembaga Penelitian Tanah” pada tahun 1961. Setahun setelah pergantian nama ini, tepatnya pada tahun 1962, nama lokasi ini diubah lagi menjadi Balai Penelitian Tanah dan Pupuk. Namun tidak sampai disitu saja, pada tahun 1976 berubah nama lagi menjadi Balai Penelitian Tanah dan pada tahun 1981 menjadi Pusat Penelitian Tanah.

Pada tahun 1990, misi penelitian ini diperluas hingga mencakup agroklimatologi, mengubah fasilitas ini menjadi Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat (Puslittanak). Pada tahun 2001, tepatnya setelah otonomi daerah, situs ini kembali bertransformasi menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Iklim Pertanian (Puslitbangtanak), dan pada tahun 2002, Puslitbangtanak mempunyai tiga pusat penelitian, salah satunya adalah Balai Penelitian Tanah (Balittanah). .

Balittah atau Balai Penelitian Tanah bertugas melaksanakan penelitian untuk menghasilkan teknologi dan informasi mengenai sumber daya dan pengelolaan lahan, serta memberikan pelayanan di bidang analisis tanah, air, pupuk dan tanaman serta berbagai layanan lainnya yang berkaitan dengan informasi dan pengelolaan lahan. teknologi.

Pada tanggal 29 September 1988, Balittah atau Lembaga Penelitian Tanah bekerja sama dengan Pusat Referensi dan Informasi Tanah Internasional (ISRIC) Wageningen, Belanda, meresmikan berdirinya Museum Tanah. Model/sampel tanah disimpan di museum ini sebagai koleksi berbagai jenis tanah di Indonesia. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan atau menjadi sumber informasi mengenai sumber daya lahan guna menunjang pembangunan pertanian Indonesia.

Tentang Museum Tanah Bogor

Museum Tanah atau yang lebih dikenal masyarakat setempat dengan sebutan Balai Penelitian Tanah merupakan tempat penyimpanan berbagai jenis tanah dari seluruh wilayah Indonesia yang dipajang dalam ukuran kecil atau mikromonolit di museum ini. Selain itu juga terdapat berbagai contoh batuan, alat uji tanah, pupuk, model, alat uji tanah, dan peta lokasi. Koleksi museum ini terbagi dalam enam bidang: monolit, batuan, peralatan survei, teknologi pengolahan tanah, peta dan berita lainnya.

Memasuki gedung yang cukup luas ini, pengunjung akan disambut dengan peta penjelajahan daratan di Indonesia. Ada 4 ruangan yang memamerkan berbagai jenis lantai.

Salah satu yang dipamerkan di museum ini adalah metode atau proses memperoleh makromonolit di lapangan. Makromonolit ini sendiri merupakan potongan vertikal suatu penampang tanah utuh, diambil sebagai bahan penelitian dan dokumentasi kemudian diawetkan, biasanya dibuat dengan ukuran standar 150 x 25 x 4 cm.

Ruangan pada museum ini berbentuk memanjang tanpa sekat dan terlihat cukup sederhana dengan beberapa koleksi yang menempel di dinding. Beberapa koleksi museum pedesaan lainnya berada di tengah ruangan. Pengunjung dapat berjalan-jalan dan berkeliling ruang ini sambil melihat sejumlah koleksi yang ada. Museum ini juga mempunyai koleksi yang sangat istimewa.

Museum Tanah Bogor berada di bawah naungan Balai Penelitian Tanah (Balittanah), Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, dan Kementerian Pertanian. Tujuan dari museum ini adalah untuk membantu mahasiswa, peneliti dan masyarakat mengenal jenis-jenis tanah atau batuan serta praktik pengelolaannya di Indonesia. Meskipun secara visual kurang menarik, museum ini tetap memberikan kontribusi yang besar dalam mendokumentasikan penelitian dan pengembangan di berbagai jenis lahan khususnya di Indonesia.

Di Indonesia belum banyak museum yang melestarikan benda-benda bersejarah khususnya berupa tanah, seperti Museum Tanah Bogor. Museum ini layak untuk dikunjungi dan tentunya dapat menjadi inspirasi bagi siapa saja yang ingin mengetahui lebih jauh tentang jenis-jenis tanah di Indonesia.

Baca juga: Museum Etnobotani, mempelajari sejarah dan botani dari budaya etnis Indonesia

Lokasi Museum Tanah Bogor

Lokasi Museum Tanah Bogor berada di komplek Balai Penelitian Tanah dibelakangnya. Terletak di tempat kecil di ruang lantai dasar. Museum ini terletak di Jl. Ir. H. Juanda No. 98, Bogor, Jawa Barat. Museum ini juga terletak di seberang Museum Zoologi Bogor. Jika anda ingin mengunjungi tempat wisata ini bisa dikatakan akses menuju tempat tersebut cukup mudah. Jika Anda bepergian dengan commuter line, Anda cukup naik angkutan umum 02 di depan stasiun.\

Jam buka Museum Tanah Bogor dan tarif masuk

Bagi yang ingin mengunjungi Museum Tanah Bogor bisa datang pada hari Selasa, Rabu, dan Kamis pukul 08.00 hingga 15.00 serta hari Sabtu pukul 09.00 hingga 12.00. Untuk HTM atau harga tiketnya sendiri harganya 0 rupiah atau gratis.

Galeri foto Museum Tanah

Selamat datang di Museum Tanah Bogor
Potret di museum
Jenis tanaman yang tumbuh di lahan gambut
Potret ukiran kayu di museum
Patung kerbau
Berburu foto di depan museum

Source: www.tempatwisata.pro

Related Articles

Back to top button