Berita Wisata

Tokoh Papua Filep Karma ditemukan tewas di pantai Jayapura

Jakarta, CNN Indonesia

Aktivis Papua Filep Karma ditemukan tewas di pantai di daerah Jayapura.

Ketua Komnas HAM Papua, Frist Ramandey mengungkapkan, pria bernama lengkap Filep Samuel Jacob Karma itu ditemukan tewas usai menyelam dan arusnya berada di pesisir pantai wilayah Jayapura.

“Kejadiannya di pantai di kawasan Jayapura. Awalnya diduga menyelam di bawah arus,” kata Frist. CNNIndonesia.comSelasa (1/11).

IKLAN

GULIR UNTUK MEMBATASI KONTEN

Namun, Frist mengaku masih menyelidiki penyebab kematian Filep Karma yang ditemukan pada pagi atau dini hari. Frist mengaku tubuh Filep sudah bengkak saat ditemukan.

“Dilihat dari kondisi fisiknya, perutnya buncit. Itu hanya dugaan sementara, jadi belum beres,” katanya.

Wakapolres Jayapura Utara Komsaris Yahya Rumra membenarkan penemuan jenazah Filep Karman. dilaporkan dari Di antara, petugas masih menunggu konfirmasi dari keluarga Filep.

“Memang benar ada jenazah yang ditemukan warga Pantai Base G yang diduga Filep Karma, namun untuk kepastiannya, kami masih menunggu konfirmasi dari keluarganya,” kata Yahya.

Jenazah saat ini berada di RS Bhayangkara Jayapura untuk diautopsi.

Filep adalah pejuang kemerdekaan Papua. Ia pernah memimpin pengibaran bendera Bintang Kejora di Biak pada 1998 dan akhirnya dipenjara. Tapi dua tahun kemudian dia dibebaskan.

Pada tahun 2004, ia kembali melakukan tindakan serupa dan didakwa melakukan makar. Dia didakwa melakukan makar setelah merayakan ulang tahun kemerdekaan pada 1 Desember 2004. Filep dijatuhi hukuman 15 tahun penjara tetapi akhirnya dibebaskan pada 19 November 2015.

Filep dibebaskan pada 2015 setelah mendapat diskon dari pemerintahan Joko Widodo, diskon yang justru ia tolak.

Dia sempat mengkritik pemerintahan Jokowi karena dugaan pelanggaran HAM yang semakin parah di Papua.

Bahkan, Jokowi berjanji Papua akan menjadi tanah damai saat menyampaikan pidato di acara Natal Bersama Nasional di Jayapura pada Desember 2014, dua bulan setelah dilantik sebagai presiden.

Saat itu, Jokowi mengatakan ingin mendengar lebih banyak suara dari masyarakat Papua.

“Semangat mendengar dan berdialog dengan hati”, demikian disampaikan Presiden dalam sambutannya. “Inilah yang ingin saya gunakan sebagai dasar untuk membayangkan masa depan Tanah Papua.”

Namun, masa depan hak asasi manusia di Papua semakin tidak menentu.

Laporan terbaru dari Setara Institute menunjukkan bahwa dugaan pelanggaran HAM di Papua dan Papua Barat pada 2015-2016 justru meningkat. Dari 16 event di tahun 2015 menjadi 68 event di pertengahan tahun 2016.

(tim/DAL)

[Gambas:Video CNN]

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button