Berita Wisata

Perbedaan Tanggul Pesisir dan Tanggul Benteng Banjir Jakarta

Jakarta, CNNIndonesia

Plt Gubernur (Pj) DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengadakan pertemuan tentang pembangunan terpadu pesisir ibu kota negara (Pembangunan Pesisir Terpadu Ibu Kota Negara/NCICD) di Balai Kota DKI Selasa (3/1) lalu.

Usai pertemuan, Heru berbicara tentang tanggul pantai dan tanggul laut atau tanggul raksasa. Ia mengatakan, pembangunan tanggul pantai dan laut harus segera diselesaikan untuk membentengi Jakarta dari ancaman banjir rob.

PUBLISITAS

Gulir untuk melanjutkan konten

“Mau Jakarta aman atau tidak. Kalau mau Jakarta aman, kita harus bangun seawall atau tanggul laut raksasa dan tanggul pantai,” kata Heru.

Lalu apa perbedaan antara tanggul pantai dan tanggul laut?

Petugas Pengendalian Kuat dan Pembangunan Pesisir DKI Jakarta (SDA), Ciko, mengatakan tanggul pantai dan tanggul laut masuk dalam program NCICD. NCICD dibagi menjadi fase A, B dan C.

“Tahap A disebut tanggul pantai, kenapa? Karena letaknya di pantai. Salah satu fungsinya untuk melindungi dari banjir rob. Kami melakukannya karena berada di pantai Jadi langsung berhadapan dengan pantai atau rumah,” kata Ciko ketika dikonfirmasi Rabu (4/1).

Mengacu pada data yang diperoleh CNNIndonesia.com, target pembangunan tanggul pantai di pantai utara sepanjang 46 kilometer. Namun pengerjaan baru selesai sekitar 13 kilometer.

Sisa pembangunan tanggul sepanjang 33 kilometer akan dikerjakan Pemprov DKI sepanjang 11 kilometer, Kementerian PUPR sepanjang 11 kilometer dan sisanya oleh PT Pelindo II atau KSOP Sunda Kelapa.

Sedangkan tanggul masuk dalam fase B dan fase C. Ciko mengatakan pemerintah pusat bertanggung jawab atas pembangunan tanggul tersebut. Proyek ini hanya pada tahap persiapan.

“Respon dari laut fase B dan fase C. Fase B dan C menjorok ke laut seperti itu. Tidak berbatasan langsung dengan pantai atau pantai. Fase B dan C dilakukan oleh Kementerian PUPR,” dia berkata. .

Sementara itu, Heru mendeklarasikan pembangunan tanggul atau tanggul raksasa akan fokus pada konsep tata ruang kota provinsi di luar DKI Jakarta.

Oleh karena itu, diperlukan sinergi dengan pemerintah pusat melalui Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Jakarta diharapkan bertemu dengan Bappenas untuk membahas konsep pembangunan tanggul serta tata guna lahannya.

“Nanti sesuai instruksi Bappenas, besok kepala Bappeda ke sana. Diskusikan, konsep tanggulnya seperti apa, pembangunan tanggul selanjutnya, tata ruangnya seperti apa. Saya serahkan ke pusat pemerintahan” , kata Heru.

(ya/fra)

[Gambas:Video CNN]

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button